jpnn.com - JAKARTA - Ketua Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat Muhammad Romahurmuziy atau Rommy mengatakan sudah ada empat nama yang muncul untuk dicalonkan sebagai kandidat ketua umum PPP. Rommy menyebut bahwa dua nama itu berasal dari internal, dan dua lainnya luar partai.
"Saya mendapat suara dari berbagai WhatsApp group yang saya ikuti di Partai Persatuan Pembangunan sekurang-kurangnya sudah muncul empat nama dua dari internal dan dua dari luar," kata Rommy di Jakarta, Jumat (14/12) malam.
Rommy mengungkap dari internal PPP ada dua nama yang sudah dimunculkan oleh beberapa kader dari komunikasi di sejumlah grup WhatsApp. Kedua nama itu ialah Sandiaga Uno, dan Taj Yasin yang merupakan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Kemudian, lanjut Romy, dari eksternal terdapat nama Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, dan juga mantan Kepala Staf Angkatan Darat Dudung Abdurachman.
BACA JUGA: BWF World Tour Finals 2024: 5 Wakil Indonesia Melakoni Partai Hidup Mati Hari Ini
Rommy bahkan menyebut Gus Ipul sudah menghubungi dirinya menanyakan terkait namanya yang muncul di internal PPP setelah adanya informasi tersebut.
"Kami membuka diri terhadap siapa pun dengan membuka pihak eksternal untuk menjadi ketua umum," ungkap Rommy.
BACA JUGA: Ahlulbait Indonesia Gelar Muktamar IV, Dorong Perkuat Budaya dan Satukan Umat
Dia menambahkan bahwa saat ini tidak perlu menutup diri dari pihak luar.
Yang terpenting, lanjut dia, para tokoh ini dapat memajukan dan mengangkat kembali PPP ketika pemilu nanti.
"Kalau masalah AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) bisa diubah," katanya.
Sebelumnya, Romahurmuziy mengatakan bahwa seruan untuk "taubatan nasuhah" bukan ditujukan pada personal, tetapi kepada semua pengurus DPP PPP, untuk meminta maaf secara kesatria karena tidak berhasil membawa parpol itu masuk ke Senayan.
"Ketika saya menyampaikan seruan untuk 'taubatan nasuhah' itu, kan, ditujukan kepada seluruh jajaran DPP. Kenapa? Karena memang baru kali ini dari 11 kali pemilu yang diikuti PPP tidak masuk ke Senayan," kata Rommy.
Menurut dia, para pengurus DPP harus meminta maaf secara terbuka kepada kader dan simpatisan partai di seluruh Indonesia, karena telah gagal membawa partai berlambang Kakbah masuk ke DPR RI.
Untuk itu, kata dia, DPP juga harus bisa menyiapkan kader dan membuka diri untuk hadirnya calon pemimpin baru di tubuh partai. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi