Di periode sebelumnya, Rossi menikmati status sebagai pembalap utama Yamaha. Selama tujuh musim, keinginannya jadi perintah bagi tim. Tapi, musim depan dia hanya menjadi pendamping bagi Jorge Lorenzo yang sudah memberikan bukti layak menjadi pembalap utama Yamaha dalam tiga musim terakhir.
Rossi mengakui, dirinya ragu apakah bisa menandingi Lorenzo ketika kembali bergabung dengan Yamaha. Karena itu, juara dunia tujuh kali MotoGP tersebut tak memasang target muluk. Hanya dengan bersaing di barisan depan saja sudah menjadi hal yang menggembirakan.
Melihat penampilan Lorenzo yang sangat memberikan harapan, Rossi tak mau bermimpi untuk kembali menjadi juara dunia. The Doctor mengungkapkan tujuan utamanya pada musim depan adalah lebih pada menikmati lomba dan mengevaluasi kembali kemampuannya yang sudah luntur dalam dua musim terakhir bersama Ducati.
"Setelah menjalani dua tahun yang sulit dan keras, saya tidak yakin bisa cepat seperti Lorenzo bersama Yamaha," kata Rossi, seperti dikutip Autosport.
"Yang terpenting adalah menikmatinya, dan terutama memiliki kesempatan untuk bertarung memperebutkan posisi bagus untuk meraih hasil-hasil penting dan memperbaiki motor dari level ini, dan menjalani sejumlah balapan yang bagus dari awal hingga akhir," lanjutnya.
Potensi disharmonisasi di kebersamaan kedua dengan Lorenzo kembali ditepis oleh Rossi. Itu tak lepas dari hubungan buruk mereka pada masa lalu, ketika masih satu tim di Yamaha dari 2008 hingga 2010. Menurutnya, potensi timbul masalah bisa diminimalkan lantaran Lorenzo sangat terbuka menerimanya kembali di Yamaha.
Di tiga musim itu, Rossi menunjukkan arogansi sebagai pembalap utama. Saat penampilan Lorenzo makin pas dengan Yamaha dan menunjukkan tanda-tanda bakal menggeser Rossi sebagai pembalap utama, Rossi tak mau berbagai data latihan atau uji coba dengan Lorenzo. Perselisihan pun memuncak saat keduanya berbeda pendapat mengenai pemilihan ban untuk sepeda motornya.
Akibat sering terjadi perbedaan pendapat, Rossi meminta dibuatkan dinding pemisah di garasi Yamaha. Hingga akhirnya pada 2011, pembalap asal Italia ini memutuskan pindah ke pabrikan yang berasal dari negaranya, Ducati.
Sebelum kepastian Rossi kembali ke Yamaha, Lorenzo mendinginkan suasana dengan memberikan jaminan tak akan ada dinding pemisah di garasi, seperti hubungan mereka terdahulu. "Jika Rossi kembali ke Yamaha, saya jamin tidak akan ada lagi dinding pemisah di antara paddock kami. Saya selalu berpikir dinding itu tidak perlu ada, dan saya masih percaya itu," kata Lorenzo seperti dilansir Crash.
Selain masalah harmonisasi dengan Lorenzo, masih banyak problem yang menghadang Rossi untuk kembali mengulangi masa jayanya bersama Yamaha. Keraguan akan kebangkitan Rossi langsung muncul.
Sejak Rossi meninggalkan Yamaha, sudah banyak yang terjadi secara umum di MotoGP. Paling mencolok adalah perbedaan kapasitas mesin. Saat Rossi meninggalkan Yamaha, kapasitas mesin masih 800 cc, sejak tahun ini lomba MotoGP sudah menerapkan kapasitas mesin 1.000cc. (ady)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Nadal, Spanyol Optimis Pukul AS
Redaktur : Tim Redaksi