Rotary District 3420 Indonesia: Program 5.000 Jamban untuk Hidup Sehat dan Beradab

Rabu, 07 Juli 2021 – 14:52 WIB
Rotary District 3420 Indonesia canangkan Program 5.000 Jamban. Foto: Genpi

jpnn.com, JAKARTA - District Governor (DG) Rotary District 3420 Indonesia Cindy Bachtiar menyatakan pihaknya tidak tinggal diam melihat permasalahan Indonesia terkait toilet.

Pasalnya, dari data yang dimilikinya pada 2020 sebanyak 20 juta keluarga Indonesia hidup tanpa toilet.

BACA JUGA: Ada yang Kenal Pria Ini? Dia Mengaku Raja, Katanya Negara Sedang Diawasi PBB

Menurut Cindy, jika dihitung satu keluarga terdiri dari empat orang, maka ada 80 juta orang yang membuang kotoran di Sungai dan sembarang tempat.

Sebanyak 80 juta orang itu setidaknya akan membuang 14 ribuan ton kotoran manusia dan mencemari lingkungan setiap harinya.

BACA JUGA: Dukung Program Menteri Sandiaga, Pujo Priyono Swadaya Bentuk Satgas Jamban Jateng dan DIY

Hal itu mengantarkan Indonesia menempati peringkat ketiga dunia sebagai negara terburuk dalam hal toilet, setelah China dan India.

Tidak heran, kata Cindy, jika polusi sungai di Indonesia menembus angka 75 persen dan degradasi air tanah hingga pada level 70 persen.

BACA JUGA: Ada Teriakan Minta Tolong, 2 Bocah Tewas di Bawah Jamban

"Ini masalah serius, mendesak, dan menjadi tanggung jawab bersama-sama. Dampaknya panjang dan daya rusaknya dahsyat," ujar Cindy.

Oleh karena itu, Rotary District 3420 Indonesia membuat gebrakan untuk mengatasi masalah tersebut.

"Pada 2021-2022, Rotary District 3420 Indonesia mencanangkan program 5.000 jamban keluarga untuk Indonesia," bebernya.

Cindy menyebut rendahnya akses ke sanitasi bisa berpengaruh pada kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, gizi, lingkungan serta ekonomi sosial.

Menukil data PBB, Cindy menjelaskan setengah dari populasi global atau 4,2 miliar orang kekurangan sanitasi aman.

Hal itu mengakibatkan 297 ribu anak di bawah umur lima tahun meninggal akibat diare, terjangkiti tipus, desentri, dan folio.

"“Ini sudah menjadi masalah global. Di Indonesia ada 150 ribu orang meninggal yang berawal dari problem sanitas ini,” ujar Cindy.

Menurut Cindy, angka tersebut sungguh fantastis. Oleh karena itu, gotong royong menjadi kata kunci.

“Seharusnya jika kita bisa bergotong royong, membantu masyarakat, akan sangat bermanfaat buat mereka dan masa depan anak-anak Indonesia,” ujar ibu dari dua putri kembar itu.

Cindy menyebutkan bagi kaum perempuan, rendahnya apresiasi pada masalah sanitasi itu juga membuat mereka harus selalu berhadapan dengan risiko pelecehan karena akses toilet kurang menawarkan privasi.

"Toilet atau jamban juga berkaitan dengan angka stunting yang masih tinggi di Indonesia," kata dia.

Program 5.000 Jamban ialah Komitmen Rotary International pada 2021-2022

Lebih lanjut, kata Cindy, program 5.000 Jamban Keluarga ialah bentuk komitmen Rotary District 3420 Indonesia untuk Serve to Change Lives yang merupakan tema besar dari Rotary International pada 2021-2022.

Secara bertahap, rencana besar tersebut akan diimplementasikan di seluruh area District 3420.

Oleh karena itu, untuk menyukseskan proyek ini, dibutuhkan dana sekitar Rp 3,5 miliar. Satu jamban sederhana yang berkualitas baik dan mudah dirakit membutuhkan biaya Rp 700 ribu.

Selain budget dari Rotary, pihaknya membuka pintu donasi bagi siapa saja yang tergerak untuk membantu menyelesaikan masalah itu.

“Silakan berdonasi melalui Rekening Yayasan Rotary Indonesia D 3420, BCA KCU Diponegoro Surabaya dengan nomor rekening 2586553388,” ujar Cindy.

Cindy berharap langkah itu akan mempercepat Indonesia keluar dari problem sanitasi dan kesehatan keluarga. Dengan demikian, masyarakat bisa hidup layak, sehat dan ekosistem yang lebih berkualitas.

"Semuanya bermula dari hal yang paling mendasar, yakni toilet keluarga," tegasnya.

Toilet yang juga acap disebut kakus, kloset, jamban, WC, kamar kecil, kamar belakang, dan rest room sebenarnya sudah ditemukan sejak abad ke-18. Toilet ialah simbol tingkat peradaban sebuah bangsa.

Makin maju dan modern, kian bersih dan sehat di urusan “belakang.” Salah satu tonggak sejarah peradaban manusia yang penting dalam hal sanitasi ialah Mohenjo-daro.

Hal itu ialah salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus di Provinsi Sind, Pakistan.

Salah satu permukiman kota pertama di dunia bersamaan dengan peradaban Mesir Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno yang dibangun sekitar 2600 SM. Di Mohenjo-daro yang saat ini tercatat sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO telah mengenal penggunaan toilet di zaman itu.

Mereka sudah membuat toilet yang dihubungkan dengan saluran pembuangan dari tanah liat. Kota tua itu sering kali disebut sebagai Metropolis Kuno di Lembah Indus.

Cindy menjelaskan peradaban manusia harus terus menuju ke sesuatu yang lebih baik, lebih sehat, dan lebih beradab.

“Saat ini, pada abad ke-21, melalui Program 5.000 Jamban Keluarga ini, kami ingin sekaligus membangun manusia Indonesia yang lebih sehat dan beradab,” ujar Cindy. (jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buaya Tiba-tiba Muncul di Bawah Jamban Terapung, Rika Ketakutan dan Terjatuh, Begini Jadinya


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler