MATARAM-Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menggencarkan normalisasi sungai dan drainase. Itu dilakukan untuk mengatasi masalah genangan dan banjir yang masih kerap melanda beberapa kawasan di ibu kota Provinsi NTB ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram H Mahmuddin Tura mengakui, persoalan genangan memang masih terjadi di Kota Mataram. Dikatakan, pemerintah terus berupaya menuntaskan persoalan tersebut dengan normalisasi sungai maupun pelebaran drainase. Namun langkah tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus. ‘’Harus bertahap, anggarannya pun juga bertahap,’’ katanya.
Normalisasi maupun perbaikan drainase pada 2011 lalu menelan dana hingga Rp 10 miliar. Selanjutnya, pada 2012 anggaran yang dikucurkan Rp 5 miliar. Sementara untuk 2013 anggaran yang diperlukan sekitar Rp 10 miliar. ‘’Anggaran tersebut nanti akan difokuskan ke kawasan yang masih sering tergenang,’’ ungkapnya.
Kawasan tersebut, di antaranya, Pejeruk, Gomong, Batu Ringgit, Pagesangan, dan Pagutan. Termasuk juga di daerah selatan. Sementara normalisasi sungai dilakukan di Babakan hingga Pesongoran. ‘’Sungai-sungai seperti Unus dan Brenyok akan kita keruk. Di sana memang sering meluap,’’ ucapnya.
Untuk mendukung kinerja, kata Mahmuddin, Dinas PU akan kembali membeli satu eskavator. Selama ini salah satu penghalang untuk peningkatan kerja, karena kurangnya alat. Dengan penambahan alat bisa meningkatkan kinerja di lapangan. ‘’Mau kerja kalau tidak ada alat, sulit juga,’’ imbuhnya.
Menurutnya, penanganan banjir, sejauh ini baru mencapai 30 persen. Bila ada kritik kurang maksimal penanganan banjir yang dilakukan Kota Mataram, itu karena penanganan belum tuntas. Penanganan tidak bisa langsung terkait keterbatasan anggaran. ‘’Termasuk upaya yang kita lakukan dengan meminta anggaran ke provinsi,’’ bebernya.
Selain beberapa kawasan di atas, salah satu titik yang kerap dilanda banjir saat hujan deras adalah Jalan Imam Bonjol, Cakra Utara. Menurut penuturan warga, drainase di wilayah tersebut tidak mampu menampung air hujan, sehingga air sering meluap. Luapan air di jalan tersebut sulit dilalui pengendara. ‘’Tidak hujan saja air sering meluap, apalagi saat hujan,’’ ungkap Sadri, warga Lingkungan Karang Mas-Mas. (feb)
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram H Mahmuddin Tura mengakui, persoalan genangan memang masih terjadi di Kota Mataram. Dikatakan, pemerintah terus berupaya menuntaskan persoalan tersebut dengan normalisasi sungai maupun pelebaran drainase. Namun langkah tersebut tidak bisa dilakukan sekaligus. ‘’Harus bertahap, anggarannya pun juga bertahap,’’ katanya.
Normalisasi maupun perbaikan drainase pada 2011 lalu menelan dana hingga Rp 10 miliar. Selanjutnya, pada 2012 anggaran yang dikucurkan Rp 5 miliar. Sementara untuk 2013 anggaran yang diperlukan sekitar Rp 10 miliar. ‘’Anggaran tersebut nanti akan difokuskan ke kawasan yang masih sering tergenang,’’ ungkapnya.
Kawasan tersebut, di antaranya, Pejeruk, Gomong, Batu Ringgit, Pagesangan, dan Pagutan. Termasuk juga di daerah selatan. Sementara normalisasi sungai dilakukan di Babakan hingga Pesongoran. ‘’Sungai-sungai seperti Unus dan Brenyok akan kita keruk. Di sana memang sering meluap,’’ ucapnya.
Untuk mendukung kinerja, kata Mahmuddin, Dinas PU akan kembali membeli satu eskavator. Selama ini salah satu penghalang untuk peningkatan kerja, karena kurangnya alat. Dengan penambahan alat bisa meningkatkan kinerja di lapangan. ‘’Mau kerja kalau tidak ada alat, sulit juga,’’ imbuhnya.
Menurutnya, penanganan banjir, sejauh ini baru mencapai 30 persen. Bila ada kritik kurang maksimal penanganan banjir yang dilakukan Kota Mataram, itu karena penanganan belum tuntas. Penanganan tidak bisa langsung terkait keterbatasan anggaran. ‘’Termasuk upaya yang kita lakukan dengan meminta anggaran ke provinsi,’’ bebernya.
Selain beberapa kawasan di atas, salah satu titik yang kerap dilanda banjir saat hujan deras adalah Jalan Imam Bonjol, Cakra Utara. Menurut penuturan warga, drainase di wilayah tersebut tidak mampu menampung air hujan, sehingga air sering meluap. Luapan air di jalan tersebut sulit dilalui pengendara. ‘’Tidak hujan saja air sering meluap, apalagi saat hujan,’’ ungkap Sadri, warga Lingkungan Karang Mas-Mas. (feb)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Longsor, 101 Siswa Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi