jpnn.com - JAKARTA -- Hubungan dekat mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dengan pelatih golfnya Deviardi kini telah retak. Padahal, dulunya Deviardi adalah salah satu orang kepercayaan Rudi.
Deviardi bahkan melakukan tugas melebihi kerjanya sebagai pelatih golf. Ia mengaku mengatur semua keluar masuknya uang yang diterima Rudi.
BACA JUGA: Optimalkan Pengamanan Capres-Cawapres
Tak hanya itu, Deviardi juga ditugaskan membayar semua tagihan kebutuhan Rudi. Termasuk mengurus biaya pernikahan anak Rudi, Rifa.
Deviardi pun diperbolehkan menikmati pundi-pundi uang yang ada di penyimpanan Rudi yang diduga diperoleh dari para peserta tender di SKK Migas.
BACA JUGA: Perkirakan Angka Golput Turun Akibat Efek Jokowi
Kini, kedekatan keduanya tak lagi terlihat ketika dikonfrontir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, pada Selasa (18/3) malam. Rudi terkesan menyalahkan Deviardi sebagai orang yang memanfaatkan kepercayaannya untuk menarik uang dari para peserta tender.
Rudi mencecar Deviardi dengan banyak pertanyaan menunjukkan ketidakpercayaannya. Sang pelatih golf tak mau kalah. Deviardi juga menyalahkan Rudi, karena merasa ia yang ditugasi menerima semua uang yang diberikan.
BACA JUGA: Garap 3 Orang Kasus TPPU Bekas Pejabat Adhi Karya
Dalam sidangnya Rudi membantah pernah menugasi Deviardi untuk meminta uang dari para pihak yang memiliki kepentingan dengan SKK Migas.
"Apa pernah saya menugasi anda untuk meminta-minta uang dari orang lain. Anda kenapa bisa menelepon Widodo (Bos Kernel Oil) sebanyak 22 kali, sedangkan saya hanya 6 kali. Apa yang anda lakukan dengan menghubunginya sebanyak itu," tanya Rudi pada Deviardi.
Pernyataan ini langsung ditampik Deviardi. Ia mengaku hanya menerima telepon karena tidak sanggup menolak telepon Widodo. Justru, kata dia, Rudi yang pertama kali mengenalkannya pada Widodo.
Deviardi juga menyatakan bahwa Rudi yang mengajarnya bahwa dalam menerima uang harus clean and clear (halal). "Bapak bilang jangan pernah minta. Tapi kata bapak kalau orang itu ngasih ya terima, jangan minta," kata Deviardi yang disambut gelak tawa pengunjung sidang.
Atas pesan itu, pria yang akrab disapa Ardi ini pun mengklaim tidak pernah meminta apapun kepada pihak yang berkepentingan dengan SKK Migas. Namun sebaliknya, di beberapa kesempatan Rudi justru memintanya untuk menemui beberapa pengusaha dan menerima pemberian mereka.
"Saya pernah tanya ke bapak, ini uang apa pak? Bapak bilang ini uang halal karena kita pernah bantu mereka. Saya tahu istilah clean and clear itu," bebernya.
Mendapat pernyataan tersebut, Rudi pun berkelit mencari pembenaran. Ia menanyakan bukti kapan dirinya pernah memerintahkan Ardi menerima uang dari sejumlah pemberian dari pihak yang berkepentingan dengan SKK Migas.
"Kapan, apa buktinya, saya memerintahkan anda untuk itu (menerima)," tanya Rudi dengan nada cukup tinggi.
"Tidak ada, tetapi kan bapak tidak menolak setiap kali saya melaporkan penerimaan itu," jawab Ardi ringan. Debat antara keduanya tidak terelakkan.
Rudi tetap yakin bahwa Deviardi memanfaatkannya. Sementara Deviardi masih pula dengan pendapatnya sebagai orang yang ditugasi mengurusi transaksi Rudi.
Dalam kasus ini, Rudi didakwa menerima uang dari bos Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong dan PT Kernel Oil Private Limited (KOPL) Indonesia sebesar USD 900.000 dan SGD200.000.
Kemudian Rudi juga didakwa menerima uang sebesar USD522.500 dari Presiden Direktur PT Parna Raya Group/PT Kaltim Parna Industri (KPI) Artha Meris Simbolon.
Penerimaan-penerimaan lain berupa uang SGD 600.000 dari Johanes Widjonarko (Wakil Kepala SKK Migas), dan USD 350.000 dari Gerhard Rumesser (Deputi Pengendalian Bisnis SKK Migas).
Serta uang sejumlah USD 50.000 dari Iwan Ratman (Kepala Divisi Penunjang Operasi SKK Migas). Dari uang Gerhard, Rudi memberikan uang USD150.000 kepada Sekretaris Jenderal ESDM Waryono Karyo. Semua uang itu kebanyakan dititipkan melalui Deviardi. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Saksi Dugaan Korupsi Mall Makasar Mangkir
Redaktur : Tim Redaksi