Rumah Dokter Dibom Molotov

Jumat, 31 Oktober 2014 – 02:58 WIB

jpnn.com - MAKASSAR - Teror bom molotov terjadi lagi. Kali ini target tindakan anarki yang dilakukan orang tak dikenal itu, adalah rumah dokter Farida Albugis di Jalan Kelinci Tengah Nomor 67, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Kamis subuh, 30 Oktober.

Farida Albugis merupakan dokter Spesialis Anak RSUD Labuang Baji. Suami Farida, Willy Tero, 64, mengatakan, kejadian berkisar pukul 03.30 Wita. Saat itu, penghuni rumah masih tertidur pulas.

BACA JUGA: Diserempet Mobil, Balita Terlempar dari Motor

"Kami tidur di lantai atas. Bunyinya keras sekali. Makanya kami terbangun. Tapi saat ke luar, pelaku sudah tidak ada," cerita Willy yang ditemui di TKP, siang kemarin.

Bom molotov yang terbuat dari botol, sumbu, dan bahan bakar bensin tersebut dilempar dari luar pagar mengenai pintu depan rumah, kemudian jatuh ke lantai dan meledak.

BACA JUGA: 11 Imigran Myanmar Ditipu Agen Perjalanan

Akibatnya, api membubung, membakar kursi teras dari rotan dan nyaris membakar habis plafon kayu di atasnya. Willy mengaku, sempat mendengar suara kendaraan sepeda motor melintas pergi sesaat setelah mendengar bunyi ledakan dari teras rumahnya.

Pengakuan Willy Tero, pihak keluarga sebelum kejadian bom molotov tersebut tidak punya masalah dengan tetangga atau siapa pun. Sehari-hari ia hanya berada di rumah yang dihuninya bersama istri, dan seorang putrinya yang kini kuliah di kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan beberapa pembantu.

BACA JUGA: Terjaring Razia Saat Bermesraan di Kolam Pancing

Sementara, dokter Farida Albugis juga setiap hari sibuk dengan pekerjaannya di Poli Anak, RSUD Labuang Baji. Merasa tidak pernah punya masalah dengan siapa pun, Willy Tero awalnya enggan melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

"Mau bagaimana melapor, kita ndak lihat pelakunya. Mau curigai siapa-siapa tanpa ada dasarnya kan tidak enak juga," kata Willy kepada FAJAR (JPNN Grup), Kamis (30/10).

Polsekta Mamajang mendapat informasi tersebut dari media sosial. Anggota Unit Reskrim Polsek Mamajang kemudian mendatangi TKP untuk mencari tahu kebenaran dari kejadian tersebut dan mengamankan barang bukti. Setelah itu, meminta pihak korban mendatangi kantor Polsek Mamajang untuk memberikan laporan.

"Tadinya mereka tidak mau melapor. Kita dapat informasinya dari Polrestabes. Setelah datangi TKP, ternyata betul ada kejadian ini. Makanya kita akan usut siapa pelaku dan motifnya. Siapa tahu berkaitan dengan yang terjadi di Manggala kemarin (pelemparan bom molotov di sekretariat mahasiswa, red)," jelas Kapolsek Mamajang, AKP Wahe AS.

Dari informasi yang dihimpun FAJAR, situasi di sekitar rumah Dokter tersebut terlihat sepi. Rata-rata diisi dengan perumahan elite. Salah satu warga, Dg Tiro, 52, yang kesehariannya sebagai tukang becak motor dan melintas di sekitar Jalan Kelinci Tengah mengatakan, baru kali ini ada kejadian pelemparan bom molotov. "Biasanya yang kudengar pencuri-ji. Terus kejadiannya biasa siang. Baru sekarang ada bom," ujar Dg Tiro.

Kasus serupa di wilayah Manggala, pelemparan bom molotov oleh sekelompok pemuda tidak dikenal di sekretariat Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) juga sementara diusut anggota unit Reskrim Polsekta Manggala.

Kapolsek Manggala, Kompol Akbar Setiawan mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan. "Pelaku dan motifnya masih ditelusuri," pungkas Akbar. (ver/ars)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Takbir dan Tahlil Warnai Sidang Dugaan Penistaan Agama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler