Rumah Murah Sulit Dibangun

Senin, 11 November 2013 – 08:14 WIB

jpnn.com - TANGERANG - Perumahan berkonsep sederhana dan murah tidak cocok dibangun di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Hal ini karena, harga tanah di kedua wilayah itu sangat mahal sehingga pengembang perumahan sulit memberikan harga rumah yang layak untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
    
Ketua Umum DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Banten Vidi Surfiadi menyatakan, sulit menjual rumah berkonsep rumah sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Tangerang dan Tangsel.

BACA JUGA: Kepentingan Politik Bikin Urusan Saham Inalum Rumit

"Tetap saja tidak terjangkau, karena harga tanah di Kota Tangerang dan Tangsel sangat mahal," kata Vidi Surfiadi, Minggu (10/11).
    
Ia mencontohkan, harga tanah di kawasan Serpong sudah berkisar jutaan hingga belasan juta rupiah per meter persegi. Hal sama terjadi di Kota Tangerang, harga tanah di atas Rp7 juta per meter persegi.
    
Oleh karena itu, dengan harga tanah yang tinggi, sulit rasanya dibangun rumah sederhana untuk dijual ke masyarakat berpenghasilan rendah. Belum lagi ditambah harga material bangunan yang terus merangkak naik.
    
Oleh karena itu, pihaknya akan lebih konsentrasi ke daerah Serang, Lebak, dan Pandeglang untuk membangun perumahan. "Karena harga rumah yang kami jual untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau menengah ke bawah berkisar Rp88 juta hingga Rp115 juta per unit," terang Vidi.
    
Untuk itu, lanjut Vidi, kerja sama antara pengembang dengan pemerintah daerah perlu ditingkatkan. Hal itu penting dilakukan, agar dalam pengurusan izin mendapatkan kemudahan dan tidak terjadi mis-komunikasi. Terkadang pihaknya diperlakukan sama dengan pengembang real estate. Padahal hanya pengembang rumah sederhana.
    
Senada dikatakan Sekretaris Apersi Banten, Michael Kurniawan. Menurutnya, kebutuhan rumah sangat sederhana (RSS) sangat besar. Sementara lahan untuk pembangunan sangat terbatas.

Apalagi ditambah dengan semakin naiknya harga tanah. "Kami mengusulkan pemerintah membangun bank tanah. Bank tanah itu berguna untuk menekan harga tanah yang kadang naik seenaknya ketika dibutuhkan," kata Michael.
    
Ia menambahkan, secara nasional Apersi menargetkan pembangunan rumah sederhana sebanyak 60.000 unit per tahun. Dari jumlah itu, sekira 10.000 unit hingga 15.000 unit dibangun di wilayah Banten. (iws/run)

BACA JUGA: Proyek Multiyears PU Kembali Terhambat Ijin Menkeu

BACA JUGA: BUMN Harus Dibentengi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasib Utang Merpati Akan Dibahas Senin Besok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler