jpnn.com - LOMBOK TENGAH - Rumah Pemilik Akun TikTok Emak-Emak Mandi Lumpur Didatangi Banyak Orang, Lihat tuh.
Rumah Sultan Akhyar (31), pemilik akun TikTok @Intan_komalasari92, didatangi sejumlah orang dari unsur pemerintah daerah setempat dan pihak kepolisian.
BACA JUGA: Pemda Lombok Tengah Bakal Larang Aktivitas Live Tiktok Mandi Lumpur
Kedatangan mereka untuk melakukan edukasi terhadap pemilik akun TikTok dan emak-emak yang ikut dalam konten "ngemis online".
Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto dalam keterangan resminya mengatakan, pihaknya datang ke lokasi emak-emak mandi lumpur itu bermaksud untuk melakukan edukasi terhadap mereka.
BACA JUGA: Polda NTB Beri Atensi Khusus Kasus Konten Mak-Mak Mandi Lumpur di Desa Setanggor
Artanto mengatakan kegiatan mendatangi rumah Sultan Akhyar digagas oleh unsur pemerintah.
"Inisiatif dari pemerintah, akhirnya kami sepakat mendatangi Desa Setanggor, Praya Barat, guna melakukan edukasi terhadap warga dan pemilik akun," kata Artanto, Jumat (20/1) malam.
BACA JUGA: Konten Mak-mak Mandi di Lumpur yang Viral di TikTok Berbuntut Panjang
Dikatakan juga oleh Artanto, pemilik akun tersebut juga saat itu juga telah meminta maaf atas kejadian itu.
"Alhamdulillah, setelah dilakukan edukasi, pemilik akun TikTok meminta maaf atas peristiwa itu," terangnya.
Selain itu, pemilik akun dan kolam yang digunakan untuk membuat konten mandi lumpur itu berjanji akan menghentikan aktivitas tersebut.
Di sisi lain, ke depan pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial Kabupaten Lombok Tengah dan Provinsi NTB akan memberikan bimbingan kepada pemilik akun untuk dapat mengembangkan usaha yang lain.
"Dinas Sosial akan memberikan pelatihan keterampilan kepada pemilik akun," pungkasnya.
Mandi Lumpur Memicu Kegaduhan
Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri menegaskan akan menghentikan kegiatan live TikTok yang melibatkan sejumlah lansia di Dusun Pedek Setanggor Timur 2, Desa Setanggor, Praya Barat.
Menurut Pathul, konten live TikTok yang mempertontonkan sejumlah lansia yang mandi lumpur itu sudah membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
"Pemerintah saja tidak boleh membuat kegaduhan di tengah masyarakat, apalagi masyarakatnya sendiri. Kalau masyarakat gaduh kan kurang baik," terang Pathul.
Dia menilai kegiatan ngemis online dengan cara mandi lumpur yang dijadikan konten sosial media bukan hal yang elok untuk mendapatkan uang.
"Kalau ditutup, apakah masyarakat akan dibantu? Nah, untuk bantuan sedang kami rumuskan seperti apa," papar Pathul.
Pathul menegaskan, dirinya juga dalam waktu dekat akan meninjau ke lokasi pembuatan konten tersebut.
"Nanti saya akan tinjau ke TKP. Kami akan jadwalkan," jelas Pathul.
Dikatakan oleh Pathul, pihaknya saat ini telah diminta untuk menutup kegiatan itu oleh Ditreskrimum Polda NTB.
"Tadi malam, kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian. Secepatnya akan ditutup kegiatan itu," terang Pathul.
Tindakkan tersebut menurut Pathul telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, pembuatan konten ngemis online itu harus ditutup.
"Supaya tidak terjadi kegaduhan-kegaduhan seperti ini. Secepatnya ya," tegas Pathul.
Lebih lanjut Pathul mengungkapkan dirinya tak akan segan-segan untuk mengambil langkah pengamanan jika konten live TikTok mandi lumpur kembali muncul.
"Intinya kami akan tutup kegiatan mandi lumpur live Tiktok itu," terang Pathul. (mcr38/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Edi Suryansyah