Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Siap Dibuka Desember

Sabtu, 09 Juni 2012 – 23:13 WIB

JAKARTA - Tidak lama lagi, Indonesia akan memiliki pusat rujukan penyakit saraf bernama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON). Soft opening rumah sakit tersebut segera dilakukan pada bulan Desember mendatang. Yang menarik, rumah sakit modern dengan fasilitas mewah justru mayoritas diperuntukkan bagi warga menengah ke bawah.

"Soft openingnya nanti Desember 2012. Juli 2013 sudah benar-benar beroperasi," jelas Plt Menkes Ali Gufron Mukti saat meninjau pembangunan RS PON di Cawang, Jumat (8/6).
 
Gufron menuturkan, proses pembangunan RS PON berlangsung cukup cepat. Sejak diletakkan batu pertama oleh almarhumah Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih pada 1 November 2011 lalu, rumah sakit tersebut sudah terlihat bentuknya. Selain itu, Gufron juga menegaskan bahwa rumah sakit tersebut dibangun dengan konsep modern dan komprehensif. Padahal, dana yang disediakan hanya sekitar Rp 217 miliar.
 
"Bisa dibilang dana pembangunannya paling murah, tapi kita pastikan fasilitasnya dan kualitasnya, ya bisa disamakan dengan hotel bintang lima lah,"ujarnya.
 
Meski begitu, Gufron menuturkan rumah sakit tersebut akan menyasar masyarakat kalangan bawah. Dari 449 tempat tidur yang akan disediakan, 67 persen di antaranya akan dialokasikan untuk kelas 3 dengan fasilitasnya tidak kalah bagusnya kelas 1.
 
Gufron melanjutkan, RS PON akan menjadi pusat rujukan untuk berbagai masalah yang berhubungan dengan fungsi saraf dan otak. Tidak hanya untuk perawatan, rumah sakit tersebut juga akan menjadi pusat riset. termasuk untuk pengembangan stem cell.
 
Selain itu, rumah sakit tersebut juga akan menjadi pusat transfer teknologi dan pengetahuan di bidang kesehatan saraf dan otak. Bukan hanya dengan para dokter di daerah, tetapi juga para dokter di luar negeri yang mungkin punya kelebihan di bidang tersebut. "Kita akan lakukan transfer knowledge juga karena akan dipakai untuk penelitian dan pendidikan," ujarnya.

Sebagai informasi, dari tahun ke tahun jumlah kasus penyakit saraf, seperti stroke meningkat. Padahal, dampak yang dirasakan pasien cukup berat mulai dari kelumpuhan serta cacat permanen hingga kematian. Di Indonesia, dari tiap 7 kematian, 1 di antaranya adalah karena stroke. Sementara dari setiap 1.000 penduduk, 8 orang pernah mengalami stroke baik berat maupun ringan. (Ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Tuding ICW Tak Paham KUHAP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler