jpnn.com, SEOUL - Jam masih pukul 07.30 saat beberapa perawat di Sejong Hospital, Miryang, Korsel, berlarian panik. Sembari berteriak-teriak, mereka minta pasien melarikan diri.
Ada kebakaran! Tapi, itu tak mudah. Sebab, sebagian besar pasien sudah sepuh. ”Semua orang berlarian panik, terjatuh dan berteriak ketika asap mulai memenuhi ruangan,” ujar Jang Yeong-jae, salah seorang pasien yang berhasil selamat.
BACA JUGA: WNI ke Korea Selatan Bebas Visa
Dari berbagai siaran televisi lokal, tampak asap pekat hasil amukan si jago merah itu membubung tinggi.
Jang dirawat di lantai 2. Awalnya dia berniat keluar lewat pintu darurat menuju lantai 1. Tapi, seluruh tangga sudah dipenuhi asap pekat.
BACA JUGA: Warga Korsel Beramai-ramai Bakar Kim Jong Un
Untung, tak berselang lama petugas pemadam kebakaran mengulurkan tangga ke jendela di tempatnya dirawat.
Jang akhirnya turun dengan tangga tersebut dan berhasil selamat. Tapi, para pasien lain tidak seberuntung dia.
BACA JUGA: Skandal Telat Bayar Guncang Dunia Hiburan Korea
Kebakaran kemarin, Jumat (26/1) telah merenggut 37 nyawa. Usia mereka 35–96 tahun. Seluruhnya tewas karena kehabisan oksigen.
Sebanyak 20 di antara 26 korban tewas yang berhasil dievakuasi berusia di atas 70 tahun. Tiga di antara mereka adalah dokter, perawat, dan asisten perawat.
Saat kejadian ada 177 pasien di rumah sakit tersebut. Seluruh penghuni panti jompo yang letaknya berdempetan dengan rumah sakit tersebut berhasil dievakuasi.
Sejong Hospital memang memiliki spesialisasi merawat lansia dengan penyakit serius. Mereka dirawat di unit perawatan intensif. Sebagian besar pasien tidak bisa berjalan tanpa bantuan orang lain.
Beberapa pasien dengan berani menembus api dan asap untuk bisa keluar gedung. Penduduk sekitar membantu para korban dengan memberikan penghangat, selimut, dan berbagai hal lainnya. Di Korsel memang sedang musim dingin.
Kepala Tim Pemadam Kebakaran Choi Man-woo mengungkapkan kepada Reuters bahwa ada 126 korban luka. Sekitar 7 orang kritis.
Belum diketahui dengan pasti penyebab kebakaran tersebut. Tapi, ada dugaan karena hubungan arus pendek di area pemanas dan pendingin ruangan.
”Dua perawat mengatakan bahwa mereka melihat api tiba-tiba muncul di instalasi rawat darurat,” terang Choi seperti dilansir The Guardian. Instalasi tersebut terletak di lantai 1.
Kebakaran itu sulit dikendalikan karena tidak ada sprinkler system di rumah sakit tersebut. Itu adalah sistem deteksi kebakaran yang akan langsung memancarkan air saat ada asap.
”Kami melakukan inspeksi berkala dan berencana memasang sprinkler system pekan depan,” ujar Direktur Sejong Hospital Song Byeong-cheol.
Pasca kejadian, beberapa legislator Korsel berdatangan ke lokasi. Baik dari partai penguasa maupun oposisi. Mereka satu suara mendesak pemerintah agar melakukan segala cara untuk membantu para korban.
Presiden Korsel Moon Jae-in juga langsung menggelar rapat darurat dengan para penasihatnya. Dia memerintahkan agar para korban selamat dibantu dengan maksimal.
Beberapa tahun belakangan ini memang muncul kritik soal standar keamanan yang kurang memadai di Korsel. Pada 21 Desember 2017 kebakaran di sport center dan tempat sauna di Jecheon menewaskan 29 orang.
Kejadian paling mematikan adalah pembakaran stasiun bawah tanah di Daegu pada 2003. Saat itu 192 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka. (sha/c10/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Penuh Ketegangan di Semenanjung Korea
Redaktur & Reporter : Adil