MAKASSAR -- Hujan yang mengguyur Kota Makassar, Sulawesi Selatan dua hari terakhir ini mengakibatkan sejumlah kawasan terendam. Bahkan titik genangan semakin parah. Salah satu kawasan yang cukup parah adalah Jalan Swadaya di Kelurahan Batua Kecamatan Manggala. Tinggi genangan di kawasan ini mencapai 1,5 meter.
Warga yang bermukim di sekitar lokasi yang tergenang harus dievakuasi oleh tim SAR Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Makassar dan Dinas Sosial Makassar. Sejumlah warga yang menjadi korban genangan terpaksa mencari tempat yang aman.
Lokasi yang digunakan sebagai tempat pengevakuasian sementara berlokasi di masjid kompleks Swadaya Mas. Beberapa fasilitas pembantu untuk aktivitas korban seperti dapur umum, posko kesehatan, dan fasilitas MCK disiapkan di tempat ini.
Lurah Batua, Andi Ilyas mengatakan pada proses pengevakuasian ini sebanyak 165 orang yang dievakuasi yang terdiri dari dua RW yakni RW 2 dan RW 8 dengan melibatkan tim SAR dan masyarakat. "Ada dua buah perahu karet yang digunakan untuk mengangkut warga," katanya seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Kamis (3/1).
"Bencana kali ini merupakan bencana terburuk dari banjir beberapa tahun lalu. Dulu-dulu banjir tidak setinggi ini. Ini yang pertama dan terparah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter," katanya.
Ilyas menambahkan air yang menggenangi kawasan Jalan Swadaya ini disebakan kiriman air dari Sungai Tello yang selama dua hari terus diguyur hujan tanpa ada henti. "Masih subuh, saya ditelepon warga jika di sini sudah siaga satu. Saya pun bergegas untuk mengamankan warga dengan menelepon kecamatan dan diteruskan ke pemerintah Makassar," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang korban, Muhammad Amir kepada FAJAR mengatakan bahwa air mulai naik ketika pukul 04.00 wita dan terus meningkat hingga mencapai puncak pada pukul 11.00 Wita. "Saya dan keluarga terbangun ketika rumah sudah dimasuki air dan mencapai tempat tidur pada subuhnya," jelasnya.
"Ada banyak KK yang tinggal di sini. Saya dan yang lainnya akan menetap di sini sambil menunggu air surut. Saat ini kami memanfaatkan fasilitas yang ada untuk keperluan sehari-hari," akunya.
Untuk mengantisipasi terhadap penyakit yang sewaktu-waktu bisa menyerang korban, pemerintah Makassar pun mengerahkan beberapa bantuan medis dari Puskesmas terdekat seperti Puskesmas Batua.
Salah seorang petugas puskesmas Batua, Sangkala mengaku bahwa kondisi kesehatan dari korban masih stabil dan tidak ada masalah sama sekali. Namun kemungkinan akan ada warga yang terserang penyakit sepertri diare, DBD, tipus, dan demam biasanya apabila kondisi cuaca masih seperti ini.
"Kami akan berupaya meminimaliskan korban untuk terserang penyakit. Kami pun mempersiapkan berbagai keperluan pengobatan jika sewaktu-waktu ada yang terserang penyakit," jelasnya. (syl/pap)
Warga yang bermukim di sekitar lokasi yang tergenang harus dievakuasi oleh tim SAR Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Makassar dan Dinas Sosial Makassar. Sejumlah warga yang menjadi korban genangan terpaksa mencari tempat yang aman.
Lokasi yang digunakan sebagai tempat pengevakuasian sementara berlokasi di masjid kompleks Swadaya Mas. Beberapa fasilitas pembantu untuk aktivitas korban seperti dapur umum, posko kesehatan, dan fasilitas MCK disiapkan di tempat ini.
Lurah Batua, Andi Ilyas mengatakan pada proses pengevakuasian ini sebanyak 165 orang yang dievakuasi yang terdiri dari dua RW yakni RW 2 dan RW 8 dengan melibatkan tim SAR dan masyarakat. "Ada dua buah perahu karet yang digunakan untuk mengangkut warga," katanya seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Kamis (3/1).
"Bencana kali ini merupakan bencana terburuk dari banjir beberapa tahun lalu. Dulu-dulu banjir tidak setinggi ini. Ini yang pertama dan terparah dengan ketinggian mencapai 1,5 meter," katanya.
Ilyas menambahkan air yang menggenangi kawasan Jalan Swadaya ini disebakan kiriman air dari Sungai Tello yang selama dua hari terus diguyur hujan tanpa ada henti. "Masih subuh, saya ditelepon warga jika di sini sudah siaga satu. Saya pun bergegas untuk mengamankan warga dengan menelepon kecamatan dan diteruskan ke pemerintah Makassar," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang korban, Muhammad Amir kepada FAJAR mengatakan bahwa air mulai naik ketika pukul 04.00 wita dan terus meningkat hingga mencapai puncak pada pukul 11.00 Wita. "Saya dan keluarga terbangun ketika rumah sudah dimasuki air dan mencapai tempat tidur pada subuhnya," jelasnya.
"Ada banyak KK yang tinggal di sini. Saya dan yang lainnya akan menetap di sini sambil menunggu air surut. Saat ini kami memanfaatkan fasilitas yang ada untuk keperluan sehari-hari," akunya.
Untuk mengantisipasi terhadap penyakit yang sewaktu-waktu bisa menyerang korban, pemerintah Makassar pun mengerahkan beberapa bantuan medis dari Puskesmas terdekat seperti Puskesmas Batua.
Salah seorang petugas puskesmas Batua, Sangkala mengaku bahwa kondisi kesehatan dari korban masih stabil dan tidak ada masalah sama sekali. Namun kemungkinan akan ada warga yang terserang penyakit sepertri diare, DBD, tipus, dan demam biasanya apabila kondisi cuaca masih seperti ini.
"Kami akan berupaya meminimaliskan korban untuk terserang penyakit. Kami pun mempersiapkan berbagai keperluan pengobatan jika sewaktu-waktu ada yang terserang penyakit," jelasnya. (syl/pap)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 14 Pendaki Terjebak Badai di Gunung Bawakaraeng
Redaktur : Tim Redaksi