jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi menyebut pihaknya ikut terganggu dengan drama korea (drakor) bertema keluarga yang belakangan muncul di perpolitikan Tanah Air.
Dia mengatakan itu demi menyikapi pidato politik capres nomor urut dua Ganjar Pranowo soal drakor yang tidak perlu terjadi di dunia politik.
BACA JUGA: Jokowi Bilang Pilpres Banyak Drama Seperti Drakor, Politikus PDIP Singgung soal Sutradara
"Pasti terusik," kata dia ditemui awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/11).
Habib Aboe sapaan Aboe Bakar Al-Habsyi sepakat dengan Ganjar bahwa drakor seharusnya tidak terjadi menyambut Pemilu 2024.
BACA JUGA: Ganjar Singgung Soal Drakor, Mahfud Pilih Berpantun
Sebab, kata dia, jangan sampai ada intervensi yang menguntungkan pihak tertentu dalam kontestasi politik.
"Artinya hal begitu enggak boleh terjadi. Dalam politik jangan ada satu intervensi yang keras kepada keberpihakan pada satu paslon," kata Habib Aboe.
BACA JUGA: Kirim Surat Resmi, Fraksi PKS Minta PBB Mendesak Israel Setop Genosida di Gaza Palestina
Namun, legislator Komisi III itu mengaku tidak akan terjun dalam aksi saling tuding soal adanya drakor di perpolitikan.
Habib Aboe menyebut PKS bersama kubu capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar lebih fokus ke urusan kampanye dibandingkan ikut menuding soal drakor.
"Biar saja mereka menuding, kami baik-baik saja, lah. Orang buat salah yang penting kami ingatkan," katanya.
Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyinggung soal drama korea (drakor) yang menurutnya belakangan ini muncul di hadapan publik.
Hal itu disampaikan Ganjar saat berpidato usai pengundian nomor urut di Gedung KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (14/11).
Ganjar menyebutkan drama-drama tersebut tidak perlu terjadi dan pesta politik seharusnya menghadirkan kegembiraan.
"Itulah, kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan," ucap Ganjar dalam pidatonya, Selasa. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa di Antara Anies, Prabowo, dan Ganjar yang Lebih Mencintai Masjid?
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan