Rupiah Ambrol Lagi, Ini Pemicunya

Senin, 21 November 2022 – 19:39 WIB
Kurs rupiah hari ini ditutup melemah karena pengaruh suku bunga acuan Bank Indonesia yang mencapai 5,25 persen. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini ditutup melemah karena pengaruh suku bunga acuan Bank Indonesia yang mencapai 5,25 persen.

Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 29 point walaupun sebelumnya sempat melemah  35 point dilevel Rp 15.713 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.684.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Waspada!

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dampak negatif yang paling dirasakan ialah kenaikan suku bunga kredit perbankan dan lembaga keuangan.

"Kenaikan suku bunga kredit ini akan sangat dirasakan oleh para pelaku industri karena biaya modal menjadi meningkat. Padahal selama ini mereka sudah terbebani oleh kenaikan harga input produksi dan energi," ujar Ibrahim, Senin (21/11).

BACA JUGA: Tangkap Bos Judi Togel di Palembang, Polisi Menyita Uang Puluhan Juta Rupiah

Menurut Ibrahim, pemerintah harus membuat kebijakan shock absorber yang dapat meredam efek negatif kenaikan BI7DRR dari dua sisi sekaligus, supply dan demand.

Dari sisi supply, pemerintah bersama Bank Indonesia dapat memberikan relaksasi terhadap berbagai pungutan yang selama ini menjadi beban biaya yang harus ditanggung para pelaku industri.

"Pemerintah melalui kebijakan fiskalnya dapat secara temporer memberikan relaksasi pajak dengan memberikan beberapa kebijakan tax holiday dan memberikan subsidi suku bunga khusus untuk sektor-sektor padat karya sehingga bisa mengurangi beban biaya modal yang meningkat akibat kenaikan BI7DRR," kata Ibrahim.

Untuk itu, dengan adanya insentif dari pemerintah maka memangkas biaya modal, sehingga diharapkan tidak perlu lagi efisiens dari sumber daya manusia, alias melakukan PHK.

Kemudian dari sisi demand, pemerintah diminta terus menggelontorkan program jaring pengaman sosial untuk menjaga daya beli masyarakat. Misalnya Bansos, BSU, dan BLT.

Lebih lanjut, dari sisi eksternak dolar AS naik dengan kuat terhadap mata uang lainnya karena meningkatnya kasus Covid-19 dan pengetatan pembatasan di beberapa kota ekonomi terbesar kedua di dunia.

Meningkatnya kasus dan kematian baru telah menimbulkan keraguan pada harapan pelonggaran awal dalam pembatasan pandemi ketat yang telah melumpuhkan perekonomian.

Selain itu, kekhawatiran akan potensi krisis nuklir dalam konflik Rusia-Ukraina, di tengah penembakan gencar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia Ukraina juga mendorong aliran safe haven ke dalam dolar.

Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang  Rp 15.700 - Rp 15.760.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler