jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah.
Mata uang garuda melemah 76 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp 15.303 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.227 per USD.
BACA JUGA: Rupiah Melemah Lagi, USD Tak Bisa Turun dari Rp 15 Ribu, Bagaimana Ini?
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah karena tertekan data inflasi September 2022.
"Pelemahan rupiah lebih ke domestik di mana data menunjukkan inflasi Indonesia September melonjak hampir mencapai enam persen. Ini akan makin memberi tekanan pada BI untuk menaikkan suku bunga lebih agresif," kata saat dihubungi di Jakarta, Senin.
BACA JUGA: Pupuk Indonesia Adakan Kompetisi Jurnalistik, Hadiahnya Ratusan Juta Rupiah
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,17 persen pada September 2022 atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,57 pada Agustus menjadi 112,87 pada September 2022.
Adapaun inflasi disumbang oleh kenaikan harga bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, Solar, tarif angkutan antarkota, tarif kendaraan daring, dan bahan bakar rumah tangga.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Amburadul, tetapi BI Tetap Optimistis, Alasannya?
Menurutnya, inflasi pada September, maka inflasi tahun kalender September 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) September 2022 terhadap September 2021 sebesar 5,95 persen.
"Ekspektasi suku bunga dan inflasi ke depan yang meningkat membuat investor menghindari obligasi pemerintah," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.245 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.243 per USD hingga Rp 15.305 per USD. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul