jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumpulkan beberapa jajaran direksi. Rapat dari seluruh jajaran direksi perusahaan pelat merah adalah menyikapi goncangan nilai rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah dan anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pertemuan ini langsung dipimpin oleh Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang S Brodjonegoro di Kementerian BUMN Lantai 21.
BACA JUGA: Presiden Pesimis Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 6,3 Persen
Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji menjelaskan bahwa pertemuan ini hanya sekedar diskusi biasa terkait kondisi keuangan saat ini.
"Breafing soal kondisi keuangan ekonomi saat ini. Ada baiknya Direksi BUMN memahami keadaan keuangan ekonomi yang sedang berjalan," ujar Nur di Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (21/8).
BACA JUGA: Rupiah Anjlok, Presiden Gelar Rapat Terbatas
Nur juga tak menampik bahwa merosotnya nilai rupiah dapat berpengaruh pada kinerja perseroan. Namun dalam pertemuan ini, dikatakan Nur bahwa Direksi BUMN tidak mendapatkan rekomendasi mengenai langkah apa saja yang harus dilakukan perseroan.
"Pasti mempengaruhi, Pak Bambang gak ngasih rekomendasi tapi tadi di atas (lantai 21-red) hanya briefing biasa dan kami tidak dihimbau untuk melakukan langkah khusus," akunya.
BACA JUGA: BI Terus Pantau Pergerakan Nilai Rupiah
Atas nilai rupiah yang melorot, BUMN, kata Nur, hanya diimbau agar tetap tenang dan tidak panik dan tetap berusaha melakukan apa yang bisa dilakukan perseroan.
"Direksi BUMN tetep melakukan usaha, intinya kami diimbau agar tidak panik dan tetap tenang menghadapi ini. Kalau BUMN nya tetap tenang kita dapat membantu pemerintah," terang dia.
Menurut Nur, bila BUMN panik justru itu yang dapat memberatkan situasi perekonomian di Indonesia. Nur percaya bahwa untuk menanggapi masalah ini diperlukan kepala dingin untuk memecahkannya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Mulai Jual Rp 11.000/USD
Redaktur : Tim Redaksi