jpnn.com, JAKARTA - Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah berada di level Rp 13.943 per dolar Amerika Serikat atau USD.
Tekanan dari penguatan USD membuat rupiah melemah 1,4 persen sejak April 2018.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Gubernur BI Minta Masyarakat Tenang
Jika dihitung sejak awal Januari 2018, secara year to date (ytd) rupiah melemah 2,96 persen dengan tingkat volatilitas sekitar 5 persen.
’’Jangan menganggap rupiah mendekati Rp 14 ribu, lalu segalanya akan berakhir. BI (Bank Indonesia) itu menjaga volatilitasnya, tetapi orang-orang itu yang dilihat levelnya,’’ kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, Jumat (4/5).
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Perbankan Tidak Goyah
Dia pun membandingkan volatilitas nilai tukar di Indonesia yang dijaga di kisaran lima persen.
Menurut dia, hal tersebut lebih stabil jika dibandingkan dengan negara berkembang lain seperti Brasil dan Argentina yang volatilitas nilai tukarnya 11–12 persen.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Begini Respons Presiden Jokowi
BI memang tidak pernah mengungkapkan level ideal rupiah per USD dan target kondisi pasar yang dianggap smooth setelah bank sentral itu masuk ke pasar.
Namun, dia berharap masyarakat tidak panik dan tetap percaya pada fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat.
Faktor eksternal yang memengaruhi diyakini hanya dampak sementara.
Keluarnya dana asing dari pasar saham dan surat berharga negara (SBN), lanjut Nanang, adalah dana dari investor jangka pendek.
’’Mereka tidak melihat fundamental kita dan mengambil kesempatan dengan melihat currency saja. Rata-rata dana dari investor jangka panjang masih di sini,’’ ujar Nanang.
Di samping itu, investasi asing langsung (FDI) terus ditingkatkan karena Indonesia tidak bisa hanya bergantung dari investasi di portfolio. (rin/ken/c14/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Eks Pimpinan KPK soal Boediono di Kasus Century
Redaktur & Reporter : Ragil