jpnn.com - JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat di saat perekonomian belum stabil dan pembahasan RAPBN 2016 memasuki injury time, dinilai sebagai bentuk tindakan kurang bertanggung jawab dari Jokowi.
Hal ini disampaikan anggota Komisi VI DPR, Bambang Haryo Soekartono di Jakarta, Minggu (25/10). Menurutnya, Presiden Jokowi seharusnya tidak meninggalkan negara dalam kondisi seperti sekarang. Apalagi bencana asap terjadi di berbagai daerah.
BACA JUGA: DPR Ingatkan Jokowi Harus Hadir Saat RAPBN 2016 Diketok
"Presiden Jokowi tidak bertanggung jawab terhadap RAPBN, Tidak tanggung jawab masalah kabut asap, ekonomi dan rupiah yang lemah, kegaduhan politik dan amburadulnya penegakan hukum," katanya Bambang.
Ia bahkan membandingkan Presiden Jokowi dengan Presiden ke-3 RI, BJ Habibie. Ketika krisis 1997/98, saat nilai tukar rupiah dipukul habis oleh mata uang dolar AS, Habibie memilih tetap berada di dalam negeri bahkan tidak keluar Jakarta.
BACA JUGA: PDIP Apresiasi Pagelaran Wayang Tentang Trisakti Bung Karno
"Waktu itu Pak Habibie konsentrasi penuh dengan tim ekonominya, hingga akhirnya Pak Habibie mampu menekan dolar ke posisi Rp 6500," ujarnya.
Seharusnya, lanjut Bambang, Jokowi meniru sikap pendahulunya, bukan melakukan lawatan ke luar negeri. Dengan begitu, Jokowi bisa fokus membenahi permasalahan bangsa yang runyam. Apalagi ia menilai, tidak ada poin penting untuk dibahas dengan AS.
BACA JUGA: Demi Masa Depan Golkar, ARB dan Agung Laksono Diharapkan Berjiwa Besar
"Ke AS bahas Microsoft, facebook atau lebih bahas masalah digital yang sebetulnya tida mendesak dan belum begitu dibutuhkan masyarakat Indonesia," pungkasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alihkan Program Bela Negara untuk Infrastruktur di Perbatasan
Redaktur : Tim Redaksi