Rupiah Diyakini Bisa Merangkak Naik ke Rp 14.000

Selasa, 10 Desember 2019 – 11:26 WIB
Ilustrasi kurs nilai mata uang Dollar terhadap Rupiah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, meyakini nilai tukar (kurs) rupiah di pasar spot hari ini, Selasa (10/12), bisa terus menguat ke angka Rp 14.000 per dolar AS.

"Dalam perdagangan Selasa ini, kurs rupiah kemungkinan masih akan menguat terbatas," katanya di Jakarta.

BACA JUGA: Intervensi Pemerintah Mampu Kuatkan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Ibrahim memperkirakan kurs rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp 13.990 per dolar AS hingga Rp14.040 per dolar AS.

Jika melihat trennya pada pembukaan hari ini, Selasa, pada pukul 10.07 WIB kurs rupiah bergerak menguat empat poin atau 0,03 persen menjadi Rp 14.006 per dolar AS, berbanding posisi sebelumnya di level Rp 14.010 per dolar AS.

BACA JUGA: Rupiah Ditutup Hari Ini Melemah, Masih Dipengaruhi Faktor Eksternal

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan kurs rupiah menguat menjadi Rp 14.004 per dolar AS berbanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.021 per dolar AS.

Dari domestik, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 berkisar 5,1-5,5 persen, sedangkan proyeksi pertumbuhan pada tahun 2019 mencapai 5,1 persen.

BACA JUGA: Tahun Depan, Volkswagen Terus Kencangkan Ikat Pinggang

Namun Bank Indonesia nampak lebih optimis pertumbuhan ekonomi 2020 karena sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 sebesar 3,1 persen atau lebih tinggi dibanding tahun 2019 sebesar 3 persen.

Menurut Bank Indonesia, penopang pertumbuhan ekonomi tahun depan masih mengandalkan konsumsi rumah tangga. Karena dengan kondisi ekonomi global dan perang dagang yang masih terjadi, membuat konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah tetap menjadi andalan.

Bank Indonesia juga memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir 2019 surplus sebesar 1,5 miliar dolar AS, atau lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang mencatatkan defisit 7,1 miliar dolar AS.

Secara keseluruhan tahun ini neraca transaksi berjalan akan lebih baik di bawah tiga persen persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Neraca transaksi berjalan yang kerap defisit mampu dikompensasi dengan surplus neraca finansial dan modal.

Pada kuartal IV 2019, Bank Indonesia melihat arus modal asing yang masuk kian deras. Parameternya, pada Oktober dan November 2019 cadangan devisa bergerak relatif stabil dengan total nilai pada bulan November menjadi 126,6 miliar dolar AS.

Sisi lain, Bank Indonesia kembali akan menerapkan kebijakan ekonomi akomodatif pada tahun 2020. Salah satunya adalah dengan membuka peluang kembali menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2020. Langkah penurunan suku bunga sudah diperhitungkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. (ant/mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler