Rupiah Hari ini Dibuka Turun 20 Poin Menjadi Rp 13.640 per Dolar AS

Jumat, 07 Februari 2020 – 10:38 WIB
Ilustrasi kurs nilai mata uang Dollar terhadap Rupiah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Meskipun kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi akibat virus corona, mulai mereda, tidak lantas membuat rupiah bergerak positif.

Hari ini, Jumat (7/2), rupiah terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat, diduga karena faktor teknis.

BACA JUGA: Virus Corona Mengganas, Rupiah Anjlok

Nilai tukar rupiah turun 20 poin atau 0,15 persen menjadi Rp 13.640 per dolar AS berbanding posisi sebelumnya Rp 13.620 per dolar AS.

"Rupiah yang telah menguat dalam beberapa hari terakhir, membuat pergerakan rupiah secara teknikal melemah menuju kisaran antara Rp13.640-13.670 per dolar AS," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Masih Belum Bisa Bangkit

Kendati demikian, menurut dia, peluang nilai tukar rupiah menguat masih cukup terbuka menyusul pergerakan mata uang kuat Asia seperti yen dan dolar Hong Kong, yang mengalami apresiasi terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Ia menambahkan, sentimen eksternal yang terbilang kondusif diharapkan direspons positif pasar menyusul pernyataan Menteri Keuangan China yang memangkas hingga 50 persen tarif barang impor dari AS.

BACA JUGA: 3 Berita Artis Terheboh: Saldo Tabungan Teddy Miliaran Rupiah, Nikita Mirzani Beri Pesan Menyentuh

Sementara itu, sentimen dalam negeri, lanjut dia, indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Januari 2020 yang menurun menjadi 121,7 dari 126,4 pada Desember 2019 membuat sebagian pelaku pasar kurang optimis.

Menurutnya, penurunan IKK ini menjadi indikator potensi turunnya penjualan riil, dan melemahnya konsumsi rumah tangga.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan data ekonomi AS seperti indeks upah dan tenaga kerja yang akan dirilis dalam waktu dekat akan menjadi fokus utama para pelaku pasar pada hari terakhir perdagangan pekan ini.

"Selain menanti data ekonomi negara terbesar itu, pasar juga masih dibayangi kekhawatiran virus corona yang dapat memicu perlambatan ekonomi," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler