jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup, Rabu (11/12), melemah seiring fokus pasar pada pertemuan bank sentral AS The Fed tengah pekan ini.
Rupiah turun 18 poin atau 0,13 persen di posisi Rp 14.038 per dolar AS, berbanding posisi hari sebelumnya Rp 14.020 per dolar AS.
BACA JUGA: Rupiah Diyakini Bisa Merangkak Naik ke Rp 14.000
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu, mengatakan sebenarnya ada sentimen positif terkait proyeksi Bank Pembangunan Asia (ADB) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia namun perhatian pasar tengah tertuju pada pertemuan The Fed.
"Dengan informasi yang positif dari ADB, mata uang garuda masih belum bisa bergerak positif karena efek eksternal, terutama pertemuan The Fed nanti malam yang akan jadi fokus," kata Ibrahim.
BACA JUGA: Rupiah Menguat di Hari Jumat
ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 dan 2020 masing-masing sebesar 5,1 persen dan 5,2 persen meski gejolak perang dagang masih terus membayangi perekonomian global.
Ibrahim menuturkan berkat kegigihan pemerintah dan Bank Indonesia yang terus melakukan pembenahan di segala bidang dan terus melakukan intervensi, mengakibatkan tekanan global bisa dikendalikan dan diredam sehingga gempuran dari eksternal relatif bisa terkontrol dengan baik.
BACA JUGA: Intervensi Pemerintah Mampu Kuatkan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.016 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.016 per dolar AS hingga Rp14.039 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.025 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.004 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha