jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore ditutup melemah 34 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp 15.617 per USD.
Pelemahan rupiah hari ini dipicu kebijakan China yang mencabut larangan impor batu bara dari Australia.
BACA JUGA: Ada Kabar Baik dari Rupiah, Menguat 21 Poin
Rupiah melemah dibanding posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.583 per USD.
"Rupiah kembali tertekan oleh sentimen risk off domestik dengan terjadi sell off di bursa, bertolak belakang dengan bursa lainnya di Asia yang hampir semua positif," kata Chief Analyst DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis (5/1).
BACA JUGA: China Klaim Diteror Subvarian Covid-19 Asal AS dan Eropa
Risk off adalah kondisi di mana investor lebih cenderung untuk menghindari risiko. Sebaliknya risk on adalah kondisi di mana pelaku pasar memilih untuk mengambil risiko.
Menurut Lukman, rencana China untuk mengakhiri larangan impor batu bara dari Australia berpotensi menurunkan pendapatan ekspor Indonesia.
"Terlebih perlambatan global diperkirakan akan menekan harga komoditas, terutama energi," ujar Lukman.
China telah melonggarkan sebagian larangan tidak resmi atas impor batu bara Australia.
China mengizinkan tiga utilitas yang didukung pemerintah pusat dan pembuat baja utamanya untuk melanjutkan impor batu bara dari Australia.
Beijing sebelumnya memberlakukan larangan tidak resmi perdagangan batu bara dengan Canberra pada 2020 lalu.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 15.584 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.582 per USD hingga Rp 15.625 per USD.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul