jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini Rabu (6/10) berpeluang mengalami penguatan dibandingkan kemarin.
Rupiah pagi ini bergerak menguat 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp 14.240 per USD dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.253 per USD.
BACA JUGA: Tax Amnesty Jilid 2 Bawa Angin Segar untuk Rupiah Hari Ini
Namun, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan kenaikan rupiah hari ini dibayangi kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
"Sentimen positif terhadap aset berisiko terlihat di pagi ini dengan menguatnya mengikuti penguatan indeks saham AS dan Eropa semalam," kata Ariston di Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Kabar Baik dari Pandemi Bikin Rupiah Hari Ini Tegar
Menurut Ariston, membaiknya data ekonomi yang dirilis kemarin, yakni indeks aktivitas sektor jasa Eropa dan AS, mendukung sentimen tersebut.
"Sentimen ini bisa mendukung penguatan rupiah terhadap USD hari ini," ujar Ariston.
Tetapi, rupiah juga harus mewaspadari ancaman dari imbal hasil atau yield obligasi AS tenor 10 tahun yang terlihat meningkat.
Peningkatan imbal hasil obligasi tersebut terjadi karena ekspektasi pengetatan moneter di AS.
"Yield kembali ke atas level 1,5 persen. Ini bisa menekan penguatan rupiah terhadap USD dan malah bisa mendorong pelemahan rupiah," kata Ariston.
Ariston menyebutkan dari dalam negeri, rupiah hari ini masih dipengaruhi jumlah kasus harian COVID-19 pada Selasa (5/10) kemarin mencapai 1.404 jiwa.
Hal ini membuat total terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,22 juta kasus.
Jumlah kasus meninggal mencapai 77 kasus sehingga totalnya mencapai 142.338 kasus. Lalu kasus sembuh bertambah sebanyak 2.558 dan total 4,05 juta kasus. Total kasus aktif COVID-19 mencapai 29.823 kasus.
Jumlah penyuntikan vaksin mencapai 94,94 juta orang dan vaksin dosis kedua 53,66 juta orang dari target 208 juta orang.
Pada Selasa (5/10) lalu, rupiah ditutup menguat 14 poin atau 0,1 persen ke posisi Rp 14.253 per USD dibandingkan sebelumnya Rp 14.267 per USD.
"Rupiah hari ini berpotensi bergerak ke kisaran Rp 14.240 per USD hingga Rp 14.280 per USD," kata dia. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia