Rupiah Lemah, Harga Dua Bahan Pangan Ini Mulai Naik

Sabtu, 08 September 2018 – 00:05 WIB
Panen Jagung. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kenaikan harga pangan mulai terasa diduga dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Satgas Pangan Polri memastikan setidaknya ada dua bahan yang naik. Yakni jagung dan pakan ternak. Kondisi itu bisa memicu efek domino kenaikan harga pangan lainnya.

BACA JUGA: Yakinlah, Pemerintah Sedang Panik

Kasatgas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, kenaikan harga kedua bahan itu bisa jadi karena pengaruh melemahnya rupiah. Namun, perlu untuk dipastikan kembali, mengingat justru ada sedikit penurunan harga telor dan ayam. ”Pakan ayamnya naik, tapi harga telor dan daging malah turun. Ini dicek apa karena produksinya malah banyak,” ungkapnya.

Kondisi itu bukan berarti bahwa tidak akan ada kenaikan harga. Yang pasti, gejolak harga itu harus diwaspadai. ”Kita harusnya mulai mengantisipasi,’ terang jenderal berbintang dua tersebut.

BACA JUGA: PDIP Klaim Pelemahan Rupiah Belum Berdampak ke Masyarakat

Apalagi, saat ini ditambah dengan musim kemarau yang membuat di beberapa daerah kekurangan air. Produksi padi juga berkurang, walau stok beras masih sangat cukup. ”Produksi cabai juga ada yang gagal karena cuaca terlalu panas,” ujarnya.

Kombinasi dari berbagai faktor itu membuat kondisi perekonomian lebih rawan. Polri tidak sekedar memandang kemungkinan kenaikan harga pangan, namun juga bisa jadi menyimpan potensi gangguan keamanan. ”Maka, tidak hanya satgas, intelijen juga bekerja,” ungkapnya.

BACA JUGA: Rupiah Lemah, Waspadai Bawang Putih

Walau begitu, dia mengatakan bahwa semua masih dalam kendali. Sebab, daya beli masyarakat masih cukup baik. ”Kami cermati kedepannya bagaimana, apakah kenaikan harga pangan bisa mengganggu situasi keamanan,” ujarnya.

Yang pasti, sebagai Kasatgas Pangan, dia berharap bahwa ekonom-ekonom serta pemerintah bisa menemukan solusi secepatnya untuk memperbaiki kondisi perekonomian. ”Jangan sampai menjalar ke situasi keamanan,” paparnya.

Perlu diketahui, memburuknya kondisi ekonomi bisa jadi merusak situasi kemanan. Bila berkaca pada 1998, krisis ekonomi memicu terjadinya kerusuhan dimana-mana. Kondisi itu perlu dicegah agar kejadian yang sama tidak terulang. (idr)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekanan Rupiah beda Dengan Krismon 98, HT: Harus Cepat Direm


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler