Rupiah Loyo Lagi, Ini Pemicunya

Rabu, 27 Juli 2022 – 20:26 WIB
Rupiah ditutup meloyo. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah 17 poin di level Rp 15.010 pada perdagangan pasar hari ini.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan kenaikan harga komoditas yang saat ini menjadi beban bagi banyak negara.

BACA JUGA: Innalillahi, Jumlah Korban Kecelakaan Odong-Odong di Serang Bertambah

Menurut Ibrahim, Ekuitas AS diumumkan menjelang keputusan kenaikan suku bunga yang diharapkan dari The Fed karena investor khawatir tentang perlambatan ekonomi dengan tanda-tanda kesengsaraan energi di Eropa.

"The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakannya," ujar Ibrahim, Rabu (27/7).

BACA JUGA: Beberapa Bagian Tubuh Brigadir J Akan Dibawa ke Jakarta, Kenapa Tidak di Jambi?

Kemudian, Dana Moneter Internasional memperingatkan ekonomi dunia akan segera berada di puncak resesi, di antaranya pengetatan moneter, kekurangan energi Eropa atas invasi Rusia ke Ukraina dan sektor properti China, dan pembatasan Covid-19 tetap menjadi hambatan bagi rebound ekonomi global.

Selain itu, kepercayaan Konsumen Dewan Konferensi (CB) AS turun menjadi 95,7, level terendah hampir dua tahun pada Juli di tengah kekhawatiran terus-menerus tentang melonjaknya inflasi dan tingkat yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Identitas Mayat Terlilit Lakban Terungkap

Meskipun demikian, di tengah resesi global yang menerpa berbagai negara, perekonomian Indonesia tetap sehat dan terus melanjutkan proses pemulihan tumbuh positif ke depan.

"Struktur ekonomi Indonesia juga cukup kokoh ditopang oleh berbagai badan usaha baik yang dimiliki oleh negara seperti perusahaan-perusahaan baik BUMN maupun swasta nasional di berbagai sektor ekonomi," ungkap Ibrahim.

Lebih lanjut, Indonesia juga memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang terencana cukup baik serta fiskal yang sangat disiplin.

Adapun utang pemerintah tidak pernah melewati batas 60 persen PDB.

"Dengan kinerja perekonomian yang konsisten didukung kedisiplinan pemerintah mengelola fiskal, investor asing dan domestik tidak pernah kehilangan keyakinannya untuk membeli surat-surat utang Indonesia," kata dia menambahkan.

Berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (IMF)  Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil tumbuh tinggi di tengah suramnya ekonomi global.

Diperkirakan ekonomi Indonesia akan melesat 5,3 persen pada 2022 meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan awal, tetapi masih lebih tinggi dari 2021 yang mencapai 3,7 persen.

"Tantangan ke depan masih sangat berat sehingga sangat mungkin menyebabkan risiko penurunan proyeksi lebih lanjut," tegas Ibrahim.

Kemudian, data eksternal menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan walaupun data internal cukup bagus.

Namun, mata uang rupiah masih melemah walaupun pelemahannya tidak terlalu signifikan.

Oleh karena itu, pada perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatuf ditutup melemah di rentang  Rp 15.000 - Rp 15.040. (mcr28/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suzuki Escudo Vs Truk Kontainer, Lihat Tuh, Kondisinya Menyedihkan


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler