Rupiah Mampu Menguat, Ada Hal Baru yang Wajib Diwaspadai

Selasa, 22 November 2022 – 22:50 WIB
Rupiah Mampu Menguat, Ada Hal Baru yang Wajib Diwaspadai. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah hari ini ditutup menguat seiring dengan pelaku pasar yang menantikan pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 16 point walaupun sebelumnya sempat melemah 15 point di level Rp 15.696 dari penutupan sebelumnya Rp 15.712.

BACA JUGA: Makin Mahal, USD Tembus Rp 15.725, Rupiah Kenapa?

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar menguat di tengah koreksi dolar AS sehingga investor cenderung wait and see menjelang risalah pertemuan FOMC besok.

"Selain itu, investor terus berekspektasi seberapa tinggi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga karena upaya untuk menurunkan inflasi dari mendekati level tertinggi 40 tahun," ujar Ibrahim, Selasa (22/11).

BACA JUGA: Rupiah Ambrol Lagi, Ini Pemicunya

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) menyatakan  pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat disertai dengan tingginya tekanan inflasi, agresifnya kenaikan suku bunga acuan di negara maju, serta berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan.

Selain itu, Ibrahim menyebut ada ancaman baru yang saat ini tengah membayangi gejolak ekonomi global dan harus diwaspadai.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, Waspada!

"Ancaman itu dinamakan resflasi, atau merupakan gabungan dari risiko resesi dan tingginya inflasi," ungkapnya.

Pertumbuhan ekonomi global kemungkinan turun dari yang semula diprediksi berada di 3 persen pada 2022, turun menjadi 2,6 persen pada 2023, yang mengakibatkan probabilitas resesi di AS dan Eropa mendekati 60 persen.

BI memperkirakan, tingkat inflasi dunia dapat menyentuh 9,2 persen (year-on-year/yoy) hingga akhir tahun, dan masih tinggi pada 2023 tapi akan menurun ke 5,2 persen.

"Tingkat inflasi yang tinggi ini terjadi lantaran berlanjutnya gangguan rantai pasokan dan pengetatan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa, di tengah pelemahan permintaan global," katanya.

Diperkirakan AS akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin sehingga menjadi 4,5 persen pada akhir 2022.

"Kenaikan suku bunga akan mencapai puncaknya pada paruh pertama 2023 dan tidak akan segera turun," tegas Ibrahim.

Untuk itu, pada perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp 15.670 - Rp 15.740. (mcr28/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler