jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara mengenai nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat atau USD.
Berdasar kurs tengah Bank Indonesia (BI), Rabu (3/7), rupiah berada di level Rp 14.418 per USD.
BACA JUGA: Rupiah Melemah, Akhir Juli Bisa Tembus Rp 14.800 per USD
Itu berarti rupiah merosot 87 poin dari sehari sebelumnya yang berada di level Rp 14.331 per dolar AS.
Menurut JK, mengatasi pelemahan rupiah juga harus dibarengi dengan upaya meningkatkan ekspor.
BACA JUGA: Pilpres 2019: Golkar Diprediksi Main Dua Kaki Lagi
”Tidak bisa diatasi hanya peningakatan (suku, Red) bunga, tetapi bagaimana produktivitas yang menghasilkan dolar itu diperbanyak,” ujar JK di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (3/7).
Dia menambahkan, pelemahan rupiah memang bisa dilihat dari dua sisi yang berbeda.
BACA JUGA: Menurut Said, Ini Tokoh Politik Paling Jago Mendulang Suara
Rupiah melemah memang berdampak kurang baik untuk sektor impor.
Di sisi lain, ekspor tentu akan lebih menguntungkan karena barang dari Indonesia dijual ke luar negeri.
”Di daerah-daerah penghasilan barang ekspor kayak di daerah sawit, batu bara, udang, kopi, cokelat, itu semua menikmatinya,” tambah politikus berlatar belakang pengusaha tersebut.
Sementara itu, di perkotaan dampaknya memang harga-harga barang bisa menjadi naik.
”Jadi, rupiah yang melemah itu jangan lihat jeleknya saja,” tambah JK.
JK melanjutkan, yang terpenting adalah nilai tukar tidak terlalu fluktuatif.
”Yang penting bukan hanya 14 (ribu, Red), tetapi stabilitasnya di mana yang seimbang,” ujar JK. (ken/jun/c25/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra: Prabowo Presiden, Dolar Kembali ke Rp 10 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi