JAKARTA - Pelemahan rupiah pada awal pekan secara tidak langsung berdampak pada perdagangan. Namun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan meyakinkan, dampak tersebut hanya bersifat sementara dan tidak akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan.
"Dampaknya tentu pada produk-produk yang diimpor. Utamanya yang menjadi perhatian kami komoditas produk-produk pangan khususnya hortikultura. Ditakutkan harganya bakal terangkat," terangnya saat ditemui usai menghadiri Raker dengan Komisi VI di DPR, Rabu (12/6).
Gita mengungkapkan pihaknya telah memantau harga produk-produk pangan kemarin pagi. Berdasarkan pantauan tersebut harga komoditas pangan relatif stabil terkecuali daging yang memang kasusnya lain. Dengan demikian Gita meyakini hingga akhir tahun pasokan komoditas masih cukup aman. Hal yang sama, lanjutnya, juga terjadi pada produk manufaktur.
Lemahnya rupiah, lanjutnya, bakal mengganggu psikologi investor dan pengusaha. Dia meyakinkan pada pengusaha agar tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi itu sebab dia menjamin pelemahan rupiah tersebut hanya bersifat sementara. Lebih lanjut, dia optimistis tidak akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan hingga akhir tahun.
Menurut Gita, pelemahan rupiah justru bisa dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menggenjor ekspor. Dalam kondisi itu daya saing produk Indonesia bakal terangkat, sebab harganya lebih murah dibanding sebelumnya. "Ekspor Indonesia untuk beberapa barang dan jasa bisa menikmati depresiasi tersebut," katanya. Meski demikian, dia tidak melihat potensi tersebut akan berdampak signifikan dalam menaikkan nilai ekspor.
"Meskipun begitu tidak berarti ini hal yang bisa diremehkan. Kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilisasi nilai tukuar sangat penting disamping menjaga stabilisasi harga pangan. Jika fluktuasi rupiah tidak segera disikapi bakal membuat harga pangan makin runyam," terangnya.
Gita memastikan pemerintah bakal segera mengambil langkah unruk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dia mengungkapkan Presiden telah memberi arahan kepada Menteri Keuangan Chatib Basri dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Arahan tersebut bakal ditindaklajuti dengan agenda rapat yang dijadwalkan kemarin malam. (uma)
"Dampaknya tentu pada produk-produk yang diimpor. Utamanya yang menjadi perhatian kami komoditas produk-produk pangan khususnya hortikultura. Ditakutkan harganya bakal terangkat," terangnya saat ditemui usai menghadiri Raker dengan Komisi VI di DPR, Rabu (12/6).
Gita mengungkapkan pihaknya telah memantau harga produk-produk pangan kemarin pagi. Berdasarkan pantauan tersebut harga komoditas pangan relatif stabil terkecuali daging yang memang kasusnya lain. Dengan demikian Gita meyakini hingga akhir tahun pasokan komoditas masih cukup aman. Hal yang sama, lanjutnya, juga terjadi pada produk manufaktur.
Lemahnya rupiah, lanjutnya, bakal mengganggu psikologi investor dan pengusaha. Dia meyakinkan pada pengusaha agar tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi itu sebab dia menjamin pelemahan rupiah tersebut hanya bersifat sementara. Lebih lanjut, dia optimistis tidak akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan hingga akhir tahun.
Menurut Gita, pelemahan rupiah justru bisa dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menggenjor ekspor. Dalam kondisi itu daya saing produk Indonesia bakal terangkat, sebab harganya lebih murah dibanding sebelumnya. "Ekspor Indonesia untuk beberapa barang dan jasa bisa menikmati depresiasi tersebut," katanya. Meski demikian, dia tidak melihat potensi tersebut akan berdampak signifikan dalam menaikkan nilai ekspor.
"Meskipun begitu tidak berarti ini hal yang bisa diremehkan. Kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilisasi nilai tukuar sangat penting disamping menjaga stabilisasi harga pangan. Jika fluktuasi rupiah tidak segera disikapi bakal membuat harga pangan makin runyam," terangnya.
Gita memastikan pemerintah bakal segera mengambil langkah unruk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dia mengungkapkan Presiden telah memberi arahan kepada Menteri Keuangan Chatib Basri dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Arahan tersebut bakal ditindaklajuti dengan agenda rapat yang dijadwalkan kemarin malam. (uma)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Satu Perusahaan BUMN Lakukan IPO
Redaktur : Tim Redaksi