jpnn.com - JAKARTA - Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD), yang menyentuh angka Rp 13 ribu juga berdampak pada PT Kereta Api Indonesia (KAI). Imbasnya KAI terpaksa harus menaikkan tarif kereta api (KA) jarak jauh dan sedang mulai 1 April mendatang.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan kurs nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat mempengaruhi tarif KA lantaran harga beberapa suku cadang (spare part) kereta terpengaruh USD.
BACA JUGA: Yuddy Ingatkan Kementeriannya Rini jangan Khianati Rakyat
"Saya pikir itu variabel yang diperhitungkan untuk menaikkan (harga tiket KA)," ujar Edi di Cikini, Jakarta, Jumat (6/3).
Selain itu, harga bahan bakar minyak (BBM) juga menjadi salah satu penyumbang naikannya tarif KA. Sebab saat harga solar naik beberapa waktu lalu, perseroan belum melakukan penyesuaian harga.
BACA JUGA: Lahan Parkir Stasiun Padat, Dirut KAI: Itu Harus Disyukuri
"Ada beberapa faktor yang belum kita sesuaikan, yaitu bahan bakar. Meskipun sekarang sudah turun (harga solar), tapi kemarin kan sempat naik. Nah itu belum kita sempat kita sesuaikan harganya," beber Edi.
Menurutnya, jika dirunut ke belakang, pada dasarnya tarif KA tidak mengalami kenaikan, namun hanya kembali ke harga semula. "Sebenarnya nggak naik harganya, sama saja dengan yang waktu itu," tandas mantan Direktur Aset KAI ini. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Dilema Mengembangkan Desa, Menteri Marwan Minta Bantuan UGM
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merger Bank BUMN Syariah Tanpa Holding
Redaktur : Tim Redaksi