Rupiah Mulai Membaik, Rupanya Ini Penyebabnya

Selasa, 25 Juni 2024 – 07:21 WIB
Pada akhir perdagangan Senin, rupiah naik 56 poin atau 0,34 persen menjadi Rp 16.394 per USD dari sebelumnya sebesar Rp 16.450 per USD. Ilustrasi - rupiah dan dolar. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pada akhir perdagangan Senin, rupiah naik 56 poin atau 0,34 persen menjadi Rp 16.394 per USD dari sebelumnya sebesar Rp 16.450 per USD.

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin pun meyakini nilai tukar rupiah terhadap USD akan kembali menguat dengan upaya-upaya intervensi yang terus dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

BACA JUGA: Wapres Membeberkan Penyebab Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS

"Intervensi terus dilakukan oleh Bank Indonesia, pemerintah, dan kita berharap kita akan bisa mengembalikan kepada nilai yang normal yang seharusnya kita harapkan. Itu saya kira langkah-langkah terus, rakor terus dilakukan," ucap Wapres memberi keterangan pers usai menghadiri acara Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) Ke-91 dan Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) 2024 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin.

Wapres mengungkapkan pelemahan rupiah disebabkan oleh pengaruh global yang juga berdampak pada mata uang negara lainnya.

BACA JUGA: Rupiah Berfluktuasi, Tim Satgas Sinkronisasi Pemerintahan Turun Tangan

"Kita memang menghadapi situasi global yang tentu tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi semua mata uang di dunia ini bahkan euro pun juga mengalami penurunan," kata Wapres.

Kendati demikian, Ma'ruf menyatakan pemerintah akan terus berupaya menekan agar nilai tukar rupiah kembali menguat.

"Tadi kita sudah rapat juga dalam rangka APBN kita untuk mengevaluasi hal-hal walaupun begitu kita masih cukup baik, ekonomi kita cukup baik. Memang ada nilai tukar rupiah ini karena ada pengaruh global, pengaruh penguatan dolar (AS) karena kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat sehingga dolar (AS) itu nilainya tinggi tetapi kita juga terus berusaha untuk menekan," ucap Wapres.

Namun, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tren nilai tukar rupiah terhadap USD akan menguat, didukung faktor fundamental ekonomi Indonesia.

"Rupiah secara fundamental itu trennya, jangan ditanya hari per hari lho, ini trennya akan menguat. Inflasi kita rendah, growth bagus, kreditnya bagus,” kata Perry beberapa waktu yang lalu.

Faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah adalah inflasi rendah yakni 2,8 persen, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan 5,1 persen, serta pertumbuhan kredit sebesar 12 persen.

Namun, Perry memperingatkan adanya faktor sentimen jangka pendek yang bisa menyebabkan rupiah melemah, di antaranya kondisi geopolitik global dan sikap bank sentral AS atau The Fed yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Di dalam negeri, Indonesia juga sedang menghadapi sentimen domestik dengan kenaikan permintaan pembiayaan dari korporasi untuk repatriasi deviden dan pembayaran utang.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
rupiah   Ma'ruf Amin   The Fed   Ekonomi   BI  

Terpopuler