Rupiah Stabil, Pengusaha Pede Susun Perencanaan Bisnis

Jumat, 15 Februari 2019 – 14:45 WIB
Mata uang rupiah Indonesia (IDR) dan dolar Amerika Serikat (USD). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, BALIKPAPAN - Nilai tukar rupiah yang semakin stabil terhadap dolar Amerika Serikat (USD) membuat pengusaha di Kalimantan Timur semakin percaya diri menyusun perencanaan bisnis pada 2019.

Saat ini rupiah mulai konsisten berada di level Rp 13.900-14.100 per USD.

BACA JUGA: Prediksi Nilai Tukar Rupiah Hingga Akhir Februari

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah berada di angka Rp 14.093 per USD, Kamis (14/2).

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Dayang Donna Faroek mengatakan, secara umum, fluktuasi dolar yang liar seperti tahun lalu tidak menguntungkan dunia usaha.

BACA JUGA: Misbakhun Ajak BI Blusukan ke Sekolah agar Pelajar Cinta Rupiah

Beberapa sektor yang export oriented diuntungkan. Akan tetapi, sektor lain dengan impor based mengalami kerugian.

Kaltim merupakan daerah yang berbasis ekspor, seharusnya dapat menikmati tingginya kurs dolar.

BACA JUGA: Rupiah Menguat, Rizal Ramli Tidak Happy

“Nyatanya, melemahnya nilai tukar tidak berdampak langsung pada masyarakat karena lebih dari 80 persen ekspor merupakan sumber daya alam. Bukan produk jadi seperti kerajinan atau pertanian dan lainnya,” kata Donna, Kamis (14/2).

Dia mengungkapkan, tahun lalu, ketika dolar menguat sektor perkebunan yang lebih berdampak pada masyarakat sedang mengalami penurunan harga pasar dunia.

Harga crude palm oil (CPO) turun hingga 20 persen. Padahal, CPO berdampak langsung pada masyarakat Kaltim.

“Sebaliknya, hampir seluruh produk kebutuhan masyarakat yang berbasis impor mengalami kenaikan karena penyesuaian kurs dolar,” kata Donna.

Menurut Donna, saat ini dengan pergerakan dolar yang lebih tenang, dunia usaha lebih percaya diri dalam mengalkulasi bisnis yang ada.

Kekuatan rupiah terhadap dolar memang terus menjadi perhatian di Bumi Etam, julukan Kaltim.

Apalagi secara angka, struktur ekonomi Bumi Etam yang 45,93 persen masih didominasi pertambangan dan penggalian yang berbasis ekspor-impor, yaitu batu bara.

“Yang terpenting bukan tingginya dolar menguntungkan Kaltim atau menurunnya dolar merugikan. Yang dibutuhkan dunia usaha adalah kestabilan rupiah,” kata Donna. (ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Menguat, Harga Emas Turun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler