jpnn.com, JAKARTA - Sesuai prediksi pada berita sebelumnya, nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (7/1), mampu melewati ketegangan AS-Iran, dengan hasil transaksi menguat 66 poin atau 0,47 persen di level Rp 13.878 per dolar AS.
"Di awal tahun 2020, pemerintah terus melakukan konsolidasi guna mengantisipasi gejolak politik akibat ketegangan di Timur Tengah antara AS dan Iran," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Diprediksi Bisa Menguat di Tengah Ketegangan AS-Iran
Dengan strategi bauran yang sudah dijalankan dan ditambah lagi reformasi secara menyeluruh baik di birokrasi, keuangan, maupun yang lainnya, lanjut Ibrahim, menjadikan kekuatan tersendiri bagi pertumbuhan ekonomi yang stabil sehingga akan memantik arus modal asing kembali masuk pasar dalam negeri.
Di samping itu, Bank Indonesia (BI) hari ini kembali melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan obligasi di perdagangan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
BACA JUGA: Analisis Pengamat Militer Terkait Imbas Ketegangan AS-Iran ke Indonesia
Dinamika kondisi global sudah antisipasi sebelumnya oleh Bank Indonesia, sehingga bank sentral dengan sigap dan melakukan penjagaan ketat dan ekstra waspada terhadap mata uang Garuda itu.
"Intervensi bersama yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah membawa keberkahan tersendiri di tengah mata uang lainnya melemah, sehingga mata uang Garuda kembali perkasa di penutupan pasar sore ini," tambah Ibrahim.
BACA JUGA: Tensi Timur Tengah Memanas, Rupiah Lemas Hampir Rp 14.000
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 13.934 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak pada kisaran Rp 13.878 per dolar AS hingga Rp 13.935 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.919 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.961 per dolar AS. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha