jpnn.com - MOSKOW - Rusia meluncurkan operasi keamanan yang paling besar dalam sejarah Olimpiade. Satu bulan sebelum dimulainya Olimpiade Musim Dingin di kota Sochi, Rusia selatan. Otoritas keamanan menerjunkan lebih dari 30 ribu polisi dan pasukan keamanan Kementerian Dalam Negeri.
Salah satu tugas para petugas keamanan itu adalah membatasi akses ke area Olimpiade. Keamanan ketat ini dilakukan menyusul ancaman serangan kelompok militan di negara tersebut.
BACA JUGA: Indonesia Perkuat Dukungan Untuk Palestina
Pemimpin pemberontak Chechnya, Doku Umarov, menyerukan kepada para pejuangnya untuk menargetkan serangan selama Olimpiade Musim Dingin.
Menurut BBC, Selasa (7/1), peristiwa ledakan bom di Volgograd beberapa waktu lalu, meningkatkan kekhawatiran terhadap serangan militan saat Olimpiade Musim Dingin. Keamanan ketat ini diberlakukan setelah dua peristiwa ledakan bom bunuh diri yang menewaskan 34 orang di bagian selatan kota Volgograd pada 29 dan 30 Desember.
BACA JUGA: Senangkan Hati Kim Jong-un, Dennis Rodman Kasih Hadiah Pertandingan Basket
"Mulai 7 Januari, seluruh divisi yang bertanggung jawab untuk memastikan keamanan para tamu Olimpiade Musim Dingin, berada dalam posisi siap tempur," jelas Menteri Situasi Darurat Vladimir Puchkov.
Pejabat Rusia juga mendirikan dua zona keamanan untuk menjaga pertandingan. Sebuah "zona yang diawasi" yang terletak di dekat arena Olimpiade hanya boleh diakses oleh para pemilik tiket yang sudah dibuktikan identitasnya. Sementara, itu "zona terlarang" bagi pengunjung akan ditempatkan di area yang lebih besar di sekitar Sochi.
BACA JUGA: Maksud Hati Mau Romantis, Terjebak di Dalam Mesin Cuci
"Setiap fasilitas umum akan dilindungi dan sistem pemantauan yang berbasis ruang akan diluncurkan," ungkapnya.
Kendaraan yang tidak terdaftar dan tidak memiliki akreditasi khusus akan dilarang berada di kota. Penjualan senjata genggam, bahan peledak dan amunisi juga akan dilarang. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pinggul Kanselir Jerman Retak Akibat Ski
Redaktur : Tim Redaksi