Rusia Gagalkan Upaya Pembunuhan atas Putin

Senin, 27 Februari 2012 – 16:21 WIB

MOSKOW - Dinas Rahasia Rusia telah menangkap dua orang yang diduga merencanakan upaya pembunuhan terhadap Perdana Menteri Rusia, Vladimir Putin. Stasiun TV nasional negari beruang merah tersebut melaporkan, upaya pembunuhan itu direncanakan oleh seorang pejuang Chechnya dan akan dilaksanakan setelah pemilu presiden tanggal 4 Maret mendatang.

Stasiun TV Channel One, Senin (27/2)  mengabarkan, pemimpin kelompok pejuang Islam Chechnya, Doku Umarov, telah memerintahkan tiga orang untuk menyusun rencana pembunuhan tersebut di kota Odessa, Ukraina. Namun salah satu dari mereka tewas dalam suatu eksperimen pembuatan bom. Insiden inilah yang mendorong dimulainya  penyelidikan yang berujung penangkapan para tersangka.

Umarov telah memimpin memimpin gerilya di pegunungan Kaukasus melawan tentara Rusia selama lebih dari 10 tahun. Umarov memimpin pembeintakan melawan Rusia dalam upayanya menerapkan hukum Islam di seluruh wilayah Kaukasus Utara Rusia.

Ia merupakan orang yang paling diburu pemerintah Rusia atas tuduhan perencanaaan berbagai aksi terorisme di negara tersebut. Salah satu serangan tersebut berlangsung di bandara Moskow bulan Januari tahun lalu dan menewaskan lebih dari 30 orang.

Stasiun Channel One dalam liputan khususnya menampilkan video salah satu tersangka yang diidentifikasi bernamaAdam Osmayev, sedang memperlihatkan rekaman Putin memasuki sebuah mobil di sebuah lokasi yang tidak disebutkan. Para tersangka diduga sengaja mengamati kegiatan Putin sebagai upaya menyelidiki cara kerja para pengawal pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Rusia pada 2000-2008 tersebut.

Salah seorang tersangka lainnya Ilya Pyanzin menyatakan dengan gamblang dalam video tersebut bahwa mereka disiapkan untuk datang ke Moskow dan mencoba membunuh Putin. “Tenggat waktu yang diberikan pada kami adalah setelah pemilihan presiden,” ungkapnya lagi.
 
Putin dilaporkan tetap mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden mendatang meski perfomanya sebagai Perdana Menteri saat ini banyak mendapat penolakan dan memicu gelombang protes.(AFP/ara/jpnn)
 
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korut Ancam Korsel dan AS dengan Bom Nuklir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler