Rusia Masih Cuan dari Ekspor Minyak, Amerika Cs Harus Putar Otak Lagi

Kamis, 16 Juni 2022 – 04:21 WIB
Kilang minyak lepas pantai. Foto: Reuters

jpnn.com, WASHINGTON DC - Keuntungan minyak Rusia kemungkinan meningkat meski ekspor minyak mentah lebih rendah dan Amerika Serikat bersama sekutunya harus menemukan cara mengurangi pendapatan minyak Moskow, mungkin dengan membatasi harga, kata Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo, Selasa.

Adeyemo mengatakan dalam rapat dengar pendapat bagian dari komite Alokasi Senat AS bahwa harga minyak yang lebih tinggi telah mengimbangi volume produksi dan ekspor yang lebih rendah sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari.

BACA JUGA: Israel Bisa Jadi Solusi Ketergantungan Eropa kepada Rusia

Amerika Serikat sedang berdiskusi dengan sekutu Eropa dan Asia tentang cara untuk mengenakan batasan pada harga yang dibayarkan untuk minyak mentah Rusia agar membatasi keuntungannya dari harga minyak mentah yang lebih tinggi, kata Adeyemo.

Namun dia menolak untuk memberikan rincian tentang status pembicaraan itu, dengan mengatakan bahwa informasi tersebut akan disediakan untuk pengarahan rahasia bagi para senator.

BACA JUGA: Ustaz Hidayat Nur Wahid Didatangi Pemberi Fatwa dari Rusia, Ada Urusan Apa?

"Jadi tujuannya adalah untuk memastikan bahwa Anda mengurangi harga yang bisa mereka peroleh dari menjual minyak mentah mereka ke depan," kata Adeyemo, seraya menambahkan bahwa jika harga itu tidak dikurangi, Rusia diuntungkan langsung dari harga yang lebih tinggi yang disebabkan oleh agresi di Ukraina.

Amerika Serikat telah melarang impor energi Rusia tapi Uni Eropa, yang sangat bergantung pada Rusia dan sedang berupaya untuk memboikot secara bertahap mulai akhir 2022.

BACA JUGA: Mufti Rusia: Presiden Putin Sering Membaca dan Menghafal Al-Quran

Ditanya mengapa Washington tidak memberlakukan embargo perdagangan penuh terhadap Rusia, Adeyemo mengatakan langkah seperti itu hanya akan "berdampak kecil pada ekonomi Rusia," mengingat terbatasnya jumlah perdagangan antara kedua negara.

Adeyemo tidak memberikan indikasi langkah yang lebih luas menuju sanksi sekunder terhadap negara dan perusahaan yang terus melakukan bisnis dengan Rusia.

Namun dia mengatakan ada beberapa tindakan yang diambil terhadap perusahaan individu, termasuk yang melayani kapal pesiar untuk oligarki Rusia yang dikenai sanksi.

Departemen Keuangan bekerja untuk menyebarkan pemahaman yang lebih besar tentang konsekuensi pelanggaran sanksi di antara perusahaan non-keuangan. Lembaga keuangan memiliki banyak pengalaman mematuhi sanksi dan memahami ruang lingkup mereka, tapi perusahaan di sektor lain dan real estat tidak, katanya.

Adeyemo juga mengatakan dia ingin bekerja dengan Kongres untuk memperoleh lebih banyak otoritas pengatur atas pasar dan pertukaran mata uang kripto untuk memastikan bahwa aset digital tidak digunakan untuk menghindari sanksi.

“Saya ragu bahwa kripto akan menjadi mata uang utama tapi saya pikir itu akan digunakan oleh semua jenis pebisnis, termasuk beberapa orang yang ingin memindahkan uang secara ilegal,” kata Adeyemo tentang mata uang kripto. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler