jpnn.com, MOSKOW - Negara-negara Barat akan menghadapi risiko-risiko yang luar biasa berat jika mereka memasok jet tempur F-16 ke Ukraina, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko, Sabtu.
Grushko memperingatkan bahwa rencana memasok jet tempur canggih ke Ukraina menunjukkan Barat lebih memilih eskalasi konflik ketimbang menyelesaikan konflik.
BACA JUGA: Sambut Presiden Ukraina, G7 Jatuhkan Sanksi Baru untuk Rusia
Menurut dia, negara-negara Barat masih mengikuti skenario eskalasi konflik meskipun itu menyebabkan risiko yang sangat besar.
"Ini akan diperhitungkan dalam semua rencana kami. Kami memiliki semua sarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan kami," ucap Grushko di Moskow.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Korban Tewas Kebakaran Hutan di Rusia Mencapai 21 Orang
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Amerika Serikat membodohi masyarakat internasional dengan mengklaim jet tempur F-16 hanya akan diberikan dengan syarat jika Ukraina tidak menggunakannya untuk menyerang Rusia.
Zakharova menegaskan bahwa tidak ada kerangka hukum untuk menerapkan batasan tersebut.
BACA JUGA: Pasutri Rusia Berulah di Bali, Kali Ini Menari dengan Pakaian Tak Senonoh di Pura
Zakharova menuding AS sedang melancarkan perang hibrida, tidak hanya melawan Rusia tetapi juga seluruh wilayah di dunia.
Ukraina belum mendapat komitmen dari sekutu Barat dalam mendapatkan jet tempur F-16.
Namun, AS memastikan bahwa Washington akan mendukung upaya Barat dalam memasok F-16 ke Ukraina.
Pada jumpa pers, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah memberitahu rekan-rekannya dalam G7 tentang keputusan tersebut pada KTT yang berlangsung di Hiroshima, Jepang.
G7 adalah organisasi tujuh negara maju yang beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada, ditambah Uni Eropa. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif