jpnn.com - Wakil Perdana Menteri Rusia, Dmitry Rogozin menegaskan bahwa Rusia tidak sedang mempertimbangkan sanksi tandingan kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Seperti diketahui, Amerika Serikat dan Uni Eropa menerapkan sanksi terlebih dahulu yakni berupa pembekuan aset dan larangan perjalanan bagi sejumlah pejabat tinggi Rusia dan Ukraina sebagai bentuk kecaman atas referendum di Krimea. Referendum tersebut membuat Krimea melepaskan diri dari Ukraina dan menjadi negara merdeka unuk kemudian berintegrasi dengan Rusia.
BACA JUGA: Kedutaan Besar dan Konsulat Suriah Dilarang Beraktivitas di AS
Rogozin menyebut bahwa pemerintah Rusia tidak mempertimbangkan pemberian sanksi tandingan karena menilai sanksi yang diberikan Amerika Serikat dan Uni Eropa bukan merupakan hal yang serius.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Rusia melalui pernyataan pada hari yang sama menyebut bahwa pihaknya bagaimanapun akan melakukan balasan dalam menanggapi sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
BACA JUGA: Indonesia Bantah Sembunyikan Data Radar Tentang MH370
"Upaya untuk berbicara dengan Rusia melalui bahasa paksaan, untuk mengancam warga Rusia dengan sanksi, tidak mengarah ke mana pun," kata pernyataan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut bahwa saat ini tengah dibahas mengenai respon apa yang tepat untuk menanggapi sanksi tersebut. Akan tetapi tidak dijelaskan lebih spesifik mengenai bentuk respon yang dilakukan.
BACA JUGA: Turki Ikut Tolak Referendum Crimea ke Rusia
"Penerapan tindakan pembatasan bukanlah pilihan kita, meskipun, jelas, kami tidak akan membiarkan sanksi yang dikenakan pada kita tanpa respon yang tepat dari pihak Rusia," demikian seperti dilansir the Moscow Time, Rabu (19/3). (rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Republik Crimea ke Rusia
Redaktur : Tim Redaksi