Rusia Terapkan UU Larangan Merokok

Senin, 03 Juni 2013 – 16:17 WIB
MOSCOW - Rusia memberlakukan Undang-Undang Larangan Merokok di tempat umum. Undang-undang ini merupakan program Presiden Vladimir Putin untuk memaksa rakyatnya membuat perubahan gaya hidup lebih sehat.

"Kami berharap larangan itu akan membantu menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya," ujar Menteri Kesehatan Rusia Veronika Skvortsova.

Larangan merokok di tempat umum telah dimulai sejak Sabtu (1/6). Di bawah aturan baru ini perusahaan tembakau juga dilarang menjadi sponsor acara-acara tertentu. Sementara bagi pelanggar akan diharuskan membayar denda yang besarnya berkisar antara USD 30 - 50 sekitar Rp 300 - 500 ribu.

Negara ini merupakan surga bagi perokok dengan tingkat merokok salah satu yang tertinggi di dunia.  Sekitar 40 persen dari populasi adalah perokok, namun kini para perokok dilarang melakukan kebiasaannya di tempat kerja, sekolah, stasiun kereta api dan bandara juga transportasi umum.

"Sangat penting untuk mencegah anak-anak dan remaja merokok. Mereka tidak seharusnya membeli rokok dalam perjalanan mereka ke sekolah," lanjutnya.

Tahun lalu, sekitar 400 ribu warga Rusia meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok. Kehadiran UU ini diharapkan mampu menyelamatkan hingga 200 ribu jiwa per tahun.

Saat ini, lebih dari 60 persen pria Rusia perokok, tertinggi di Eropa. Sedangkan, sekitar 20 persen wanitanya juga merokok, namun angka itu bisa meningkat hingga 35 persen.

Tahun depan, larangan merokok tersebut akan diberlakukan lebih ketat. Mulai 1 Juni 2014, kafe, bar, restoran, toko-toko dan pusat perbelanjaan akan bebas dari asap rokok. Kios di jalanan juga tidak akan lagi diperbolehkan menjual rokok, dan bakal ada penerapan harga minimum yang ditetapkan pemerintah.

Keberadaan UU ini tentu ditentang perusahaan rokok, termasuk perusahaan rokok multinasional. Dengan pasar senilai sekitar 13 miliar poundsterling per tahun, tidak mengejutkan jika British American Tobacco (BAT), Imperial Tobacco, Japan Tobacco dan Philip Morris melawan habis-habisan regulasi ini.

Sementara itu, Kepala polisi Moskow Anatoly Yakunin mengatakan pihaknya tengah merumuskan mekanisme untuk mengelola denda bagi perokok. Meskipun untuk beberapa minggu pertama, perokok cenderung akan turun dengan peringatan secara lisan. "Kami memahami bahwa perokok tidak bisa berhenti dengan cepat," kata Yakunin seperti dilansir themoscowtimes (2/6).

Dia juga meyakini, aturan ini bisa menyelamatkan ratusan ribu jiwa pertahun dan memaksa perokok untuk menghentikan kebiasaannya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trend Iklan Menurun Karena Media Digital

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler