Ruslan Buton Ditahan di Bareskrim, Kuasa Hukum Langsung Ajukan Penangguhan Penahanan

Sabtu, 30 Mei 2020 – 20:29 WIB
Ruslan Buton ditahan di Bareskrim. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Tonin Tachta Singarimbun selaku salah satu kuasa hukum dari Ruslan Buton mengaku sudah datang ke Bareskrim Polri pada Sabtu (30/5).

Tujuannya untuk menyerahkan surat permohonan penangguhan penahanan.

BACA JUGA: Tak Terima Diputus, Mahasiswa Kirim Foto Panas Kekasih kepada Keluarga Korban

Menurut Tonin, kliennya itu telah ditahan di Bareskrim untuk 20 hari ke depan sejak Jumat (29/5) kemarin.

“Penahanan dilakukan hingga 17 Juni 2020,” kata Tonin dalam keterangannya, Sabtu.

BACA JUGA: Pembunuh Sadis Ini Cepat Tertangkap, Terima Kasih, Pak Polisi

Tonin menerangkan, sesaat sebelum ditahan oleh penyidik, kliennya yang ditangkap karena meminta Presiden Joko Widodo mundur itu sempat menolak menandatangani berita acara pemeriksaan (BAP).

“Yang bersangkutan sempat menolak menandatangani BAP,” imbuh Tonin.

BACA JUGA: Silaturahmi Berdarah, Remaja Ini Tega Sayat Leher dan Perut Bayi Pakai Silet

Namun, setelah terjadi perundingan yang cukup panjang, akhirnya Ruslan mau menandatangi BAP yang sudah dilakukan oleh penyidik Bareskrim.

Lanjut Tonin menerangkan, setelah Ruslan menandatangani BAP dan terbit surat penahanan, pihaknya langsung menyerahkan surat permohonan penangguhan penahanan.

“Surat permohonan penangguhan sudah diajukan ke penyidik dan Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dengan nomor surat 05/ALF-RB/penangguhan-0520,” tambah Tonin.

Selain itu, pihak kuasa hukum juga meminta supaya dihadirkan saksi ahli di penyidikan. Tonin menilai penyidik sangat tergesa-gesa untuk menahan kliennya. Padahal materiil yang disangkakan belum tentu pidana.

Atas dasar itulah, Ruslan Buton melalui kuasa hukumnya meminta penyidik memeriksa ahli bahasa, ahli pidana hingga ahli pemerintah untuk menghentikan perkara.

Diketahui bahwa Ruslan Buton ditangkap oleh tim gabungan Satgassus Merah Putih bersama Polda Sulawesi Tenggara, dan Polres Buton pada Kamis (28/5) pukul 10.30 waktu setempat.

Kapolda Sultra Irjen Merdisyam ‎mengatakan, ketika ditangkap di Jalan Poros, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada Kamis (28/5), Ruslan ‎sama sekali tidak melawan.

"Yang bersangkutan kooperatif ketika diamankan," ujar Merdisyam saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (29/5).

Kasus ini sendiri diketahui ditangani Bareskrim atas adanya laporan yang masuk ke SPKT Bareskrim dengan nomor LP/B/0271/V/2020/BARESKRIM tanggal 22 Mei 2020

Laporan ini dibuat setelah Ruslan mengeluarkan pernyataan terbuka kepada Presiden Joko Widodo dalam bentuk video dan viral di media sosial pada 18 Mei 2020. Ruslan menilai tata kelola berbangsa dan bernegara di tengah pandemi virus corona sulit diterima oleh akal sehat.

BACA JUGA: Tak Terima Diputus, Mahasiswa Kirim Foto Panas Kekasih kepada Keluarga Korban

Ruslan juga mengkritisi kepemimpinan Jokowi. Menurut Ruslan, solusi terbaik untuk menyelamatkan bangsa Indonesia adalah Jokowi rela mundur dari jabatannya sebagai Presiden. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler