Rusuh! Hujan Batu Dibalas Tembakan Gas Air Mata

Senin, 07 Desember 2015 – 05:57 WIB
Massa berhadap-hadapan dengan aparat kepolisian di halaman kantor KPUD Simalungun di Pamatang Raya, Minggu (6/12). Foto: Metro Siantar/JPG

jpnn.com - PEMATANG RAYA – Kerusuhan terjadi jelang pilkada Kabupaten Simalungun, Sumut. Kemarin, ribuan massa yang mengatasnamakan pendukung JR Saragih-Amran Sinaga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.

Lemparan batu dibalas tembakan gas air mata mewarnai demo tersebut. Beberapa pendemo dan personel kepolisian mengalami luka-luka.

BACA JUGA: Waduh, Sistem Noken di Papua Berpeluang Timbulkan Kecurangan

Sebelumnya ribuan massa berkumpul di halaman kantor KPUD Simalungun di Pamatang Raya, Minggu (6/12). Kedatangan mereka adalah untuk meminta keterangan KPUD atas adanya kabar bahwa JR Saragih-Amran Sinaga (JR-Amran) dicoret sebagai Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Simalungun.

Beberapa saat demo berlangsung, pihak KPUD Simalungun bermediasi dengan massa. Mereka meminta massa meninggalkan lokasi dan meminta kembali besok (hari ini). Namun massa menolak untuk bubar. Seruan penolakan yang semula hanya terucap dari beberapa massa langsung disambut massa yang lain hingga seluruh massa kompak menyuarakan penolakan atas permintaan pihak KPUD.

BACA JUGA: Pilkada di Papua, Mohon Tombak dan Panah Tidak Dibawa saat Pemungutan Suara

Bahkan, seruan penolakan tersebut berubah menjadi aksi saling dorong dengan pihak kepolisian yang berjaga di depan kantor KPUD. Massa terlihat memaksa ingin masuk ke kantor KPUD.

Bahkan, aksi saling dorong makin ekstrem dengan terjadinya aksi lempar batu hingga menyebabkan beberapa pengunjukrasa dan personel kepolisian terluka.

BACA JUGA: Jangan Cuma Diam, Ayo Laporkan Kecurangan Pilkada ke Situs Ini

Jerry Sigumonrong, salah satu korban luka dari beberapa korban lainnya tampak dievakuasi dari kerumunan massa. Dia menderita luka di kepala. Sementara, Riswanda Damanik yang merupakan personel Brimob serta , Irfan dan Leo dari pihak kepolisian juga harus mendapatkan perawatan karena terkena lemparan batu.

Tidak hanya itu, satu unit mobil dan sound system yang digunakan untuk berorasi juga rusak dan diamankan pihak kepolisian sebagai barang bukti. Hingga akhirnya, polisi pun menembakkan gas air mata yang memaksa massa membubarkan diri.

Massa yang sebagian kaum ibu itu juga dibubarkan paksa dengan menggunakan pentungan. "Kami dibubarkan paksa oleh polisi-polisi itu menggunakan pentungan. Padahal kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami," ucap salah seorang simpatisan yang mengaku bernama  Dewi Masita.

Dikatakan, saat itu mereka telah berada di dalam bus sekolah yang mereka tumpangi. Namun pihak kepolisian tetap menembakkan gas air mata ke dalam bus itu.

"Padahal kami sudah di dalam bus. Dan, paling sakitnya, kami sudah minta tolong, itupun tidak mereka indahkan," ujarnya.

Kapolres Simalungun AKBP Yofie Girianto Putro SIK saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kejadian tersebut di luar dugaan, dimana pihaknya semula sudah mengimbau agar tidak terjadi bentrokan.

“Kita tidak salahkan menyampaikan aspirasi, tetapi kalau sampai ricuh kita pasti bubarkan,” ujar Kapolres.

Kapolres juga tampak mendatangi masyarakat yang telah berhamburan menyelamatkan diri. Dia menyarankan agar para pendukung JR-Amran segera membubarkan diri demi menjaga hal-hal yang tidak diinginkan.

“Untuk sementara bapak ibu sekalian segeralah pulang membubarkan diri. Kita tidak menginginkan suatu hal yang tidak diinginkan terjadi," ucap perwira dengan dua melati emas di pundaknya ini. (ss/oga/ara/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuiih... Bawaslu Yakin Kecurangan Sekecil Apa pun Bisa Diantisipasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler