Rusuh, Suporter Persita Tewas

Jumat, 13 Oktober 2017 – 04:12 WIB
Kerusuhan Suporter Persita Tangerang dengan pendukung PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10/17). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Kabar duka itu datang dari La Viola, suporter Persita Tangerang. Mereka harus kehilangan salah satu rekan sesama pejuang di atas tribun, Banu Rusman yang baru berusia 17 tahun, buntut dari kericuhan dengan pendukung PSMS Medan di Stadion Mini Cibinong, dua hari lalu.

Banu harus kehilangan nyawanya setelah mengalami pendarahan hebat di bagian kepala akibat benturan benda keras.

BACA JUGA: Innalillahi, Korban Kericuhan Suporter Persita vs PSMS Wafat

Banu sejatinya sudah dirawat di RSUD Cibinong, Bogor-Jawa Barat. Namun, nyawanya tak tertolong.

"Saya baru mendengar kabar duka ini siang tadi (kemarin, Red)," kata Bambang Nurdiansyah, pelatih Persita.

BACA JUGA: Ricuh Usai Persita vs PSMS, Perang Batu, Suporter Terluka

Pria yang akrab disapa Banur itu mengungkapkan, dia ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Banu tersebut sekaligus menyesali insiden kerusuhan antara suporter setelah pertandingan itu.

Sebab, lanjut dia, tidak ada gesekan apa-apa antara pemain kedua tim di dalam lapangan sepanjang laga yang dimenangkan oleh PSMS dengan skor 1-0 itu berlangsung.

BACA JUGA: Jupe Anggap Ini Awal Kebangkitan

Dari data yang dirilis oleh La Viola, sejatinya bukan Banu yang menjadi satu-satunya korban dalam insiden tersebut.

Melainkan ada 18 suporter lain dengan mayoritas perempuan. Mereka saat ini harus menjalani perawatan di RSUD Cibinong.

Kebanyakan dari mereka mengalami luka robek dan patah tulang karena terjebak dalam kerumunan massa yang panik.

Ketua Umum Laskar Banteng Viola, Anto Setyarosa menuntut adanya pertanggungjawaban dari mereka yang terlibat dalam kericuhan tersebut atas kematian Banu.

Sebab, bagi dia, saling menyalahkan tidak bisa menyelesaikan masalah. "Intinya, duka kami adalah duka suporter sepak bola bola tanah air," ungkapnya.

Dia pun berharap, Banu harus menjadi korban terakhir perjalanan sepak bola tanah air. Sebab, semua kekerasan yang terjadi hanya menghasilkan duka dan kesedihan.

"Dan, duka ini bisa saja dialami oleh siapapun. Baik aparat keamanan, organisasi masyarakat atau bahkan suporter sepak bola sekalipun," lanjutnya.

Meninggalnya Banu tersebut membuat jumlah suporter yang meninggal akibat mendukung tim kebanggannya selama tahun ini sudah berjumlah tiga orang.

Selain Banu, ada juga Ricko Andrean, anggota The Viking suporter Persib Bandung yang tewas karena berusaha melindungi The Jakmania dari amukan suporter di Bandung, Juli lalu.

Selain itu, ada juga Catur Yuliantono yang meninggal setelah matanya terkena ledakan petasan di atas tribun penonton saat mendukung Timnas melawan Fiji di Stadion Patriot Bekasi pada awal September lalu. (ben)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nanti Malam Gonzales Tetap di Depan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler