Ryamizard: Kamboja Mitra Penting Indonesia Dalam Menjaga Stabilitas Kawasan ASEAN

Senin, 15 Juli 2019 – 23:57 WIB
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu saat meresmikan relokasi Tugu Persahabatan Indonesia - Kamboja, di Kampong Thom, Kamboja, Sabtu (13/7). Foto: Puskom Publik Kemhan

jpnn.com, KAMBOJA - Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu memandang Kamboja sebagai mitra yang penting bagi Indonesia dalam membangun dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan ASEAN.

“Modali persahabatan kedua negara ini juga merupakan bagian dari jaminan terciptanya rasa aman dan damai yang ada saat ini,” kata Menhan Ryamizard saat meresmikan relokasi Tugu Persahabatan Indonesia - Kamboja, di Kampong Thom, Kamboja, Sabtu (13/7).

BACA JUGA: Pak Ryamizard Ryacudu Mau Enggak jadi Menteri Lagi?

Menurut dia, banyak negara di belahan dunia yang belum dapat merasakan indahnya perdamaian. Pertikaian, peperangan dan kekerasan masih digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan persoalan.

Suatu hal yang ironis dimana peradaban sudah semakin maju, namun justru masih saja ditemui adanya keterbelakangan dalam menghadirkan perdamaian.

BACA JUGA: Menteri Pertahanan : Siapa yang Gak Kenal Rizieq ?

BACA JUGA: Bersiaplah! Puluhan Tank dan Kendaraan Tempur Sudah Bergerak

BACA JUGA: Waduh, Tiga Persen Prajurit TNI Terpapar Radikalisme

"Kita semua bersyukur bahwa di kawasan Asia Tenggara ini khususnya, kita telah dapat menghadirkan rasa damai dan aman bagi kehidupan kemanusiaan dan tentunya kondisi ini akan terus kita pelihara dengan mengembangkan adanya prinsip saling menghormati dan saling menghargai,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.

Ia pun kembali menegaskan perdamaian dan stabilitas di Kamboja merupakan elemen yang sangat penting dalam membawa kemajuan dan pembangunan di Kamboja hingga mampu mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 7 persen dalam dua dekade terakhir, termasuk mendorong stabilitas di kawasan (ASEAN).

Untuk itu, lanjut Ryamizard, Indonesia selalu mendukung langkah-langkah guna mendorong kemajuan bagi Kamboja, baik keinginan Kamboja untuk menjadi negara anggota ASEAN yang ke-10 (April 1999) hingga menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian-Europe Meeting (ASEM) pada tahun 2020 mendatang.

Dalam kesempatan itu, Ryamizard atas nama pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada semua unsur pemerintahan Kerajaan Kamboja, dan termasuk Perwakilan RI di Kamboja, yang telah bekerja keras dalam upaya membangun kembali relokasi Tugu Persahabatan ini, ke tempat yang lebih baik, indah dan strategis.

"Saya senang dan sangat bangga, karena memiliki kesempatan kembali untuk berkunjung ke Kamboja, khususnya ke Kampong Thom ini. Bagi saya pribadi berkunjung ke Kampong Thom serasa seperti pulang ke kampung halaman sendiri. Saya turut berbangga hati, karena kondisi di Kampong Thom saat ini telah jauh berbeda dengan saat saya bertugas di sini, dan sekarang berubah menjadi kawasan yang sangat modern, maju dan damai," kata Ryamizard yang pernah bertugas di Kamboja sebagai Komandan Kontingen Garuda XII-B pada tahun 1992.

Hubungan antara kedua negara secara historis telah terjalin dengan baik sejak lama oleh para founding father Presiden RI Soekarno dan Raja Norodom Sihanouk, dan khususnya dalam proses tercapainya perdamaian dan rekonsiliasi di Kamboja melalui peran Indonesia dalam memfasilitasi penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM) I di Bogor (5-28 Juli 1988) dan JIM II pada 19-21 Februari 1989 di Jakarta, hingga tercapainya Paris Peace Agreement tahun 1991.

Menurut Ryamizard, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya. Tugu persahabatan ini mengandung makna sejarah yang mendalam bagi persahabatan kedua negara.

"Tugu ini menjadi simbol kedekatan kedua negara, yang harus kita lestarikan bersama dan kiranya diteruskan oleh generasi-generasi selanjutnya, agar persabatan kedua bangsa tetap abadi," ujarnya.

Sebagai negara sahabat yang begitu memahami betapa pentingnya arti perdamaian, Indonesia ikut ambil bagian dalam pasukan perdamaian United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) melalui pengiriman pasukan kontingen Garuda ke Kamboja sebanyak 3.957 personil pada tahun 1992-1993.

"Saya sendiri menjadi bagian dari sejarah tersebut. Pada tahun 1992, kira-kira 27 tahun yang lalu, saya mendapat kehormatan untuk bertugas sebagai Komandan Kontingen Garuda XII-B berkekuatan 850 personil, yang tergabung dalam misi pasukan perdamaian UNTAC berkedudukan di Kampong Thom ini," katanya.

Oleh karena itu, kisah di Kampong Thom ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan berharga dalam perjalanan kariernya secara pribadi sebagai prajurit.

"Suka dan duka telah saya alami bersama dengan masyarakat di Kampong Thom ini. Selama penugasan, saya bangga dan bersyukur sekali mendapat kepercayaan dan dukungan penuh dari masyarakat di sini, sehingga kami kontingen Garuda pada saat itu dapat meraih keberhasilan dalam mengemban misi pasukan perdamaian UNTAC,” tuturnya.

Momentum peresmian relokasi Tugu Persahabatan Indonesia-Kamboja di Kampong Thom ini menjadi semakin penting, karena bertepatan dengan rangkaian kegiatan dalam memperingati 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara pada tahun 2019 ini.

Dalam kunjungan kerjanya di Kamboja, Menhan Ryamizard menyempatkan diri untuk mengunjungi Military Zone, bekas Kamp Pasukan Perdamaian asal Indonesia, Kontingen Garuda XII B di Kamboja.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren, Bakamla - Angkatan Perbatasan Laut Australia Sudah Bersepakat


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler