jpnn.com, GRESIK - Para guru dan murid di SMP PGRI Wringinanom, Gresik sepakat memulai babak baru setelah guru Nur Kalim memaafkan perundungan yang dilakukan siswanya, Ryan (bukan nama sebenarnya).
Namun, sosok Ryan tak kunjung datang. "Anaknya minta izin tidak masuk sekolah," ucap Kepala SMP Rusdi.
BACA JUGA: Video Viral: Siswa Merokok di Kelas saat Pak Guru Mengajar
Nur Kalim sangat memikirkan masa depan Ryan. Dia ingin mengajak Ryan untuk sekolah lagi seperti biasa. Apalagi dia sekarang sudah kelas IX. Sebentar lagi ujian kelulusan Maka, Nur Kalim pun menjemput Ryan di rumahnya yang tak jauh dari sekolah.
"Tapi, anaknya enggak mau. Minta istirahat tidak berangkat sekolah dulu," ujar Nur Kalim.
BACA JUGA: Bripka Willy Melakukan Penilangan Aneh, Videonya Viral
Upacara itu juga dihadiri Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro. Kapolres memberikan edukasi kepada para siswa. Terutama mengenai akhlak dan budi pekerti.
"Mereka ini adalah penerus bangsa," ujarnya.
BACA JUGA: PNS Ngutil Dua Cincin di Toko Emas, Videonya Viral
Kapolres juga memberikan penghargaan untuk Nur Kalim yang dianggap memiliki kesabaran luar biasa. "Patut diberi apresiasi. Kami juga memberi motivasi supaya tambah semangat dalam mengajar," imbuhnya.
Selesai upacara, ruang kelas IX kosong. Rusdi mengatakan, anak didiknya sedang mengikuti tryout di sekolah lain. Soal Ryan, dia menyebut tidak tahu muridnya itu bakal masuk kapan.
Kepadanya, Nur Kalim menyatakan bahwa dirinya akan terus memotivasi Ryan untuk segera sekolah lagi. "Akan didatangi lagi rumahnya," kata Rusdi.
Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik turut membantu memotivasi Ryan. "Akan kami sambangi ke rumahnya. Sebentar lagi ujian kelulusan. Kami tidak ingin kejadian ini merugikannya," ucap Sekretaris Dispendik Gresik Nur Iman Sholeh.
Meski begitu, pihak sekolah tetap memberikan sanksi kepada Ryan supaya kejadian itu tidak terulang. Sanksinya bersifat mendidik.
"Kami sanksi salat Zuhur jamaah selama sebulan di sekolah. Dia juga tidak boleh lagi terlambat masuk kelas," jelasnya.
Anik, 38, ibu Ryan, mengaku kaget dengan perilaku anaknya. Dia sama sekali tidak menyangka anaknya berbuat seperti itu. Bahkan, perempuan tersebut tidak tahu bahwa anaknya kerap merokok.
Padahal, usianya baru 15 tahun dan masih duduk di bangku kelas IX SMP. ''Saya betul-betul tidak tahu anak saya merokok," ujar Anik yang sehari-hari bekerja di pabrik.
Menteri Pendidikan Muhadjir Effendy dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) turut menanggapi kasus Ryan yang ramai dibicarakan setelah videonya saat sedang melawan Nur Kalim viral sejak Sabtu (9/2).
Aksi memalukan itu dianggap sebagai pelanggaran berat. Namun, sanksi yang diberikan tidak boleh memutus pendidikan si anak.
Muhadjir yang ditemui di Kantor Kemenko PMK kemarin (11/2) mengatakan bahwa kejadian tersebut tidak diperbolehkan. Dia menyetujui bahwa hal itu merupakan pelanggaran berat.
"Tetapi, justru pendidikan harus segera melakukan proses pemulihan untuk perbaikan mental anak seperti itu," ungkapnya.
Muhadjir menganggap perilaku anak seperti itu masih bisa ditoleransi. "Dari 41 juta siswa, ada 100 saja yang berperilaku nakal seperti itu.
Maka, itu termasuk hal yang bisa ditoleransi dalam teori pendidikan," bebernya. Dia juga meminta guru lebih berwibawa dan disegani siswa. Sebab, guru harus menjadi contoh.
"Kalau guru sudah diinjak harga dirinya seperti itu, gimana akan menjadi contoh?" ucapnya.
Retno Listyarti, komisioner KPAI bidang pendidikan, mengungkapkan bahwa lembaganya telah menelusuri hingga ke Gresik. Dia pun menyarankan agar dilakukan asesmen psikologis terhadap siswa tersebut untuk mengetahui faktor penyebab tindakannya. (son/mar/lyn/c6/ayi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentang Video Resepsi Pernikahan Malik - Winda yang Viral
Redaktur & Reporter : Natalia