jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Saan Mustopa berharap tidak ada pihak yang memanipulasi temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) berjudul Sikap Publik Terhadap Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan.
Survei LSI menyatakan tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinggi.
BACA JUGA: Mobil Daihatsu Terios Tabrak Tiang LRT, Pengemudinya Ternyata
Namun, publik di sisi lain menolak usul penundaan Pemilu 2024, seperti yang disampaikan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
"Jangan dimanipulasi seakan-akan publik menghendaki penundaan pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden," kata Saan saat menghadiri rilis survei LSI, pada Kamis (3/3).
BACA JUGA: Hasto Ingatkan Para Elite Partai Politik Soal Wacana Tunda Pemilu 2024
Sementara itu, kata dia, NasDem hingga kini tetap menolak usul penundaan Pemilu 2024.
Alasannya, konstitusi mengharuskan pesta demokrasi di Indonesia tetap dilangsungkan sekali dalam lima tahun.
BACA JUGA: Pasangan Mesum di Toilet Musala Tertangkap Basah, Pelaku Wanita Sudah Bersuami
Kemudian, lanjut Saan, konstitusi juga menyatakan seseorang hanya bisa menjabat Presiden RI selama dua periode.
"Sekali lagi, NasDem taat kepada konstitusi, setia, dan akan jalankan apa yang diamanatkan konstitusi," tutur dia.
Sebelumnya, temuan LSI menyatakan sebanyak 66,3 responden puas atas kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia sejak 2014.
Tercatat hanya 29,9 persen responden yang tidak puas atas kinerja Jokowi. Sisanya sebanyak 3,8 persen menyatakan tidak tahu.
"Tingkat kepuasan terhadap presiden ada di angka 66,3 persen," ungkap Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat membeberkan temuan terbaru pihaknya, Kamis.
Namun, dalam survei yang sama menyatakan responden banyak yang menolak usul penundaan Pemilu 2024, seperti dikemukakan elite parpol.
Sebanyak 70,7 persen responden menginginkan Presiden Jokowi tetap mengakhiri jabatan pada 2024 ketika disodori alasan menunda pemilu karena Covid-19 belum mereda.
Hanya 20,3 persen responden yang merasa sepakat Pemilu 2024 ditunda pelaksanaannya karena pandemi belum berakhir di tanah air. Sisanya 9 persen menyatakan tidak tahu.
Kemudian dalam survei yang sama menyatakan sebanyak 68,1 persen responden ingin Jokowi mengakhiri masa jabatan pada 2024 ketika disodori alasan menunda pemilu soal pemulihan ekonomi.
Sebanyak 24,1 persen responden menyatakan jabatan Presiden Jokowi perlu diperpanjang demi memulihkan perekonomian akibat pandemi.
Sisanya 7,8 persen responden menyatakan tidak tahu.
Selanjutnya sebanyak 69,6 persen responden tetap ingin Jokowi mengakhiri jabatan pada 2024 ketika disodori alasan menunda pemilu terkait pembangunan IKN Nusantara.
Sebanyak 22,3 persen responden merasa jabatan Presiden Jokowi perlu diperpanjang karena harus memastikan pembangunan IKN Nusantara. Sisanya 8,1 persen menjawab tidak tahu.
"Berdasarkan temuan survei, penundaan pemilu bisa kami simpulkan ditolak oleh mayoritas warga," beber Djayadi.
Survei LSI berjudul Sikap Publik Terhadap Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan dilakukan pada periode 25 Februari-1 Maret 2024 kemarin.
Ada 1.197 responden yang terlibat dalam survei tersebut dan tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia.
LSI menggunakan metode simple random sampling dalam survei kali ini yang memiliki toleransi kesalahan ±2,89 persen. Tingkat kepercayaan survei tercatat sebesar 95 persen. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Temuan Baru Kasus Kerangkeng Manusia Bikin Syok
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan