Saat Itu Freddy Budiman Terlihat Sangat Sedih

Sabtu, 30 Juli 2016 – 06:55 WIB
Freddy Budiman (almarhum, kedua dari kanan). Foto: dok.Jawa Pos

jpnn.com - SURABAYA - Jawa Pos juga berhasil bertemu dengan salah seorang teman masa kecil Freedy Budiman. 

Pria yang berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah SMA swasta di kawasan Indrapura itu meminta namanya disamarkan, sebut saja Rahmat.

BACA JUGA: Usai Disalati, Warga Ramai Selfie di Makam Freddy Budiman

Sama dengan kesaksian para tetangganya, di mata Rahmat, Freedy juga sosok yang baik. Saat kecil, sikap dermawan Freedy sudah menonjol. 

”Sama seperti anak-anak kecil lainnya, dia juga sering lari-larian dari ujung gang ke ujung satunya,  lalu ngejar layangan. Cuma memang dia itu suka menraktir jajan,” cerita Rahmat.

BACA JUGA: Freddy Budiman Biasa Traktir Seluruh Warga Sekampung

Sejak kecil pergaulan Freedy cukup luas. Tidak hanya punya teman satu gang, tapi juga tersebar di sekitaran Krembangan, Surabaya. Keluarganya memang salah satu yang disegani. 

Teman-teman masa kecil Freedy tahu bahwa ayahnya adalah seorang pebisnis ulung. Freedy kecil lebih terlihat terawat daripada teman-teman sebayanya. ”Dia itu nggak pilih-pilih teman. Saya yang nggak punya apa-apa tapi tetap dianggap sama dia,” lanjut pria berkumis itu.

BACA JUGA: Mengejutkan! Begini Omongan Kawan Freddy Budiman

Rahmat tidak tahu bagaimana rekam jejak Freedy hingga akhirnya terseret ke lembah hitam narkoba. Sejak duduk di bangku SMP, gembong narkoba yang pernah dekat dengan artis Anggita Sari itu sudah jarang terlihat di rumah. Rahmatpun sudah lama tidak bertemu Freedy.

Tahu-tahu, Freedy ditangkap. Saat itu, berita penangkapan Freedy begitu menghebohkan masyarakat sekitar rumahnya.

Freedy diketahui sempat kabur saat sudah masuk Nusakambangan. Rahmat tahu betul, ke mana Freedy lari saat itu. ”Ya dia pulang ke rumahnya sini. Waktu itu abahnya (ayahnya) meninggal,” beber Rahmat.

Rahmat melihat dari kejauhan saat itu. Dia tidak sampai memanggil Freedy. Dia ingat betul bahwa tidak ada satu warga sana yang menyapa Freedy. 

”Nggak ada yang berani mas. Waktu itu dia dikawal 6-8 orang bodyguard yang badannya gede-gede,” katanya.

Dia melanjutkan, Freedy benar-benar sedih kala itu. Raut mukanya terlihat terpukul dengan kepergian sang ayah. Kabar yang diterima Rahmat dari teman-temannya yang tahu, ayahnya itu memang sakit lantaran memikirkan kasus Freedy. (rid/did)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Ibu Freddy Budiman Mualaf sejak Anak Pertama Lahir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler