Saat Keceriaan 6 Santri di Bekas Galian Berubah Petaka

Jumat, 19 Mei 2017 – 12:03 WIB
DIDORONG: Jenazah korban di RSUD Ibnu Sina, Gresik. Foto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Pondok Pesantren Mambaus Sholihin kini tengah berduka. Enam satrinya meninggal dunia saat tengah mengikuti outbond bersama dengan 300 santri lainnya.

Enam korban yang meninggal dunia itu tenggelam di bekas galian tambang batu kapur di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur sekira puku 09.30 WIB.

BACA JUGA: Innalillahi, 6 Santri Tewas Tenggelam di Bekas Galian

Outbond yang seharusnya mewarnai kecerian para para remaja ini mendadak berubah menjadi petaka.

BACA JUGA: Perahu Tambang Makan Korban, Pemda Harus Turun Tangan

Sebelum kejadian, para siswa dan guru membentuk tiga kelompok di tiga pos outbond. Pada kelompok ketiga yang berjumlah 34 siswa digiring ke pos III oleh dua pemandu.

Selain pemandu, ada empat orang guru yang mendampingi. Salah seorang siswa, Hamdan menyebutkan, peserta outbond berangkat dari sekolah sekitar pukul 07.00.

BACA JUGA: Tragedi Perahu Tambang, 2 Tewas, 5 Hilang

Mereka diajak melewati beberapa rintangan yang telah disiapkan.

“Ada yang guyon dan beberapa teman terdorong masuk ke air (kolam bekas galian C sedalam 2 meter, Red),” ujarnya.

Tiba-tiba semuanya kelihatan panik dan bingung hingga terjadi saling tarik menarik.

Kondisi medan memang sedikit miring dan licin karena terkena resapan air. Akibatnya, 10 siswa tercebur ke dalam kolam sedalam 2 meter itu.

“Guru yang mengetahui hal itu menolong para siswa. Pemandu kemungkinan takut, hanya diam saja. Empat siswa berhasil diselamatkan,” ujar Sutikno, salah satu warga sekitar.

Empat santri berhasil ditolong oleh empat guru yang datang ke lokasi. Tak lama kemudian, satu santri bernama Royi Amanullah Rusydi diangkat dari kolam bekas galian

“Kondisinya lemas dan langsung dilarikan ke Klinik di Perum GKB Manyar. Kabar terakhir, dia meninggal dunia,” ujarnya.

IDENTIFIKASI: Polisi mengidentifikasi jenazah korban di RSUD Ibnu Sina. Foto Yudhi/Radar Gresik/JPNN.co

Sekitar pukul 10.17, korban Syaifudin Zuhri diangkat dari kolam yang airnya berwarna hijau itu. Kaki korban memar dan hidungnya mengeluarkan busa.

Pukul 10.28, giliran korban Sholahudin yang dievakuasi. Berselang beberapa menit, berturut-turut, korban Syafi’i, Yosar dan Abdul Rohman Nafis bisa diangkat.

“Lima korban dibawa ke RSUD Ibnu Sina,” kata Hamdan.

Kanit Reskrim Polsek Manyar Iptu Yoyok Mardi menyatakan, setelah menyelamatkan empat siswa, guru menyelamatkan yang lain. Sayangnya, enam siswa sudah dalam keadaan lemas dan meninggal dunia.

“Korban dievakuasi sendiri, sebagian ke klinik dan lainnya ke RSUD Ibnu Sina,” ujar Hamdan.

Setelah dievakuasi, kabar meninggalnya para siswa ini langsung menyebar. Polisi yang mendengar informasi itu langsung meluncur ke lokasi dan melakukan olah TKP dan memasang garis polisi.

Sedangkan tim identifikasi dari Polres Gresik langsung mengidentifikasi korban di RSUD Ibnu Sina.

“Sudah kami amankan lokasinya. Setelah ini, kami akan memeriksa para guru dan saksi mata,” ujar Yoyok. (*/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kakek Ini Rela Bersihkan Rumput di Jalan Tanpa Bayaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler