SIGLI--Seorang guru di pesantren, MK (21) dilaporkan santriwatinya karena telah berbuat cabul. Saat mengobati korban yang tengah kerasukan, pelaku disebut menggerayangi tubuh korban. RK (15) yang antara sadar dan tidak sadar ketika digerayangi pelaku, akhirnya melaporkan kasus tersebut ke orang tuanya. Tidak terima dengan perbuatan guru tersebut, akhirnya kasus tersebut dibawa ke kantor polisi.
"Jadi dari laporan itu langsung kita tahan," jelas Kasat Reskrim Polres Pidie AKP Raja Gunawan.SH kepada Metro Aceh (Grup JPNN), Kamis (23/5).
Tersangka diduga melakukan pencabulan pada kamis (9/5), sekira pukul 21.00 wib di Dayah Khairuddaraini Padang Tiji. Dari laporan keluarga korban bahwa pada saat itu RK (15), warga Pidie Jaya kerasukan roh halus, lalu tersangka mencoba membantunya. Namun saat itulah tersangka melakukan pencabulan dengan meremas-remas payudara milik korban. "Jadi kita berdasarkan laporan itulah kita tahan tersangka" tutur Kasat.
Kemudian kata Kasat, tersangka memijat kepala korban dengan tangan, lalu pijatan turun ke leher dan ketiak. Tersangka juga meraba-raba dan meremas-remas payudara korban dari luar baju. Setelah itu tsk memasukkan tangannya ke baju korban sambil meremas payudara, dan meraba-raba kemaluan si santri dari luar kain sarung yg dipakai. RK tak bisa melawan karena lemas setelah sakit.
"Kita masih menduga tersangka melakukan itu, benar atau tidak di Pengadilan baru kita tahu," papar Kasat
Sementara itu kemarin ratusan santri Dayah Khairuddaraini Padang Tiji Kabupaten Pidie, mendatangi Mapolres pada Kamis (22/5) pagi. Hal ini karena sepekan guru mereka ditahan di lokasi, akibat tuduhan pencabulan terhadap muridnya.
Pantauan Metro Aceh (Grup JPNN), sejak pukul 06.00 wib ratusan santri sudah berkumpul di depan Mapolres Pidie. Mereka menuntut Polisi untuk membebaskan guru, sebab menurut para santri sang ustadz tidak bersalah dan cuma difitnah.
Saidul Umuri (27), Ketua Organisasi Dayah Khairuddaraini Padang Tiji, saat ditemui Metro Aceh mengatakan kronologis peristiwa tudingan mesum kemarin.
"Malam itu dia selaku penguji dan korban kewalahan untuk menjawab soal, karena jarang membaca. Kemudian korban masuk ke bilik karena sakit kerasukan syetan, lalu gurunya membantu. Saat itulah si santri diduga sudah kesurupan malah mencekik leher guru," jelasnya.
Saat kejadian itu kata Saidul, banyak santri yang melihat. Namun disaksikan dari lubang lantai, Sebab bilik di bawah balai pengajian dan sangat jelas guru mereka hanya sekedar membantu. Bahkan kata Saidul, korban sering sakit-sakitan karena kerasukan syetan dan sudah empat tahun kondisinya seperti itu.
"Kami tidak terima guru kami dituduh melakukan pencabulan. Apa yang dikatakan korban bohong semua," tutur Saidul.(mir)
"Jadi dari laporan itu langsung kita tahan," jelas Kasat Reskrim Polres Pidie AKP Raja Gunawan.SH kepada Metro Aceh (Grup JPNN), Kamis (23/5).
Tersangka diduga melakukan pencabulan pada kamis (9/5), sekira pukul 21.00 wib di Dayah Khairuddaraini Padang Tiji. Dari laporan keluarga korban bahwa pada saat itu RK (15), warga Pidie Jaya kerasukan roh halus, lalu tersangka mencoba membantunya. Namun saat itulah tersangka melakukan pencabulan dengan meremas-remas payudara milik korban. "Jadi kita berdasarkan laporan itulah kita tahan tersangka" tutur Kasat.
Kemudian kata Kasat, tersangka memijat kepala korban dengan tangan, lalu pijatan turun ke leher dan ketiak. Tersangka juga meraba-raba dan meremas-remas payudara korban dari luar baju. Setelah itu tsk memasukkan tangannya ke baju korban sambil meremas payudara, dan meraba-raba kemaluan si santri dari luar kain sarung yg dipakai. RK tak bisa melawan karena lemas setelah sakit.
"Kita masih menduga tersangka melakukan itu, benar atau tidak di Pengadilan baru kita tahu," papar Kasat
Sementara itu kemarin ratusan santri Dayah Khairuddaraini Padang Tiji Kabupaten Pidie, mendatangi Mapolres pada Kamis (22/5) pagi. Hal ini karena sepekan guru mereka ditahan di lokasi, akibat tuduhan pencabulan terhadap muridnya.
Pantauan Metro Aceh (Grup JPNN), sejak pukul 06.00 wib ratusan santri sudah berkumpul di depan Mapolres Pidie. Mereka menuntut Polisi untuk membebaskan guru, sebab menurut para santri sang ustadz tidak bersalah dan cuma difitnah.
Saidul Umuri (27), Ketua Organisasi Dayah Khairuddaraini Padang Tiji, saat ditemui Metro Aceh mengatakan kronologis peristiwa tudingan mesum kemarin.
"Malam itu dia selaku penguji dan korban kewalahan untuk menjawab soal, karena jarang membaca. Kemudian korban masuk ke bilik karena sakit kerasukan syetan, lalu gurunya membantu. Saat itulah si santri diduga sudah kesurupan malah mencekik leher guru," jelasnya.
Saat kejadian itu kata Saidul, banyak santri yang melihat. Namun disaksikan dari lubang lantai, Sebab bilik di bawah balai pengajian dan sangat jelas guru mereka hanya sekedar membantu. Bahkan kata Saidul, korban sering sakit-sakitan karena kerasukan syetan dan sudah empat tahun kondisinya seperti itu.
"Kami tidak terima guru kami dituduh melakukan pencabulan. Apa yang dikatakan korban bohong semua," tutur Saidul.(mir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nelayan Tusuk Tetangga Hingga Tewas
Redaktur : Tim Redaksi