jpnn.com, TULUNGAGUNG - Penemuan sebuah sumur kuno di tengah areal persawahan Desa Wajak Lor, Tulungagung, Jawa Timur, membuat heboh warga.
Sumur dengan diameter sekitar 60 sentimeter itu memiliki kedalaman 180 cm.
BACA JUGA: Kisah Bupati Tabanan Keturunan Majapahit, Bangun Candi di Mojokerto
Sumur berukuran lingkar tergolong kecil dibuat dengan enam jobong yang diyakini berusia ratusan tahun.
"Kami baru mendapat laporannya kemarin (Kamis, 27/5). Kondisinya masih utuh dengan lingkungan sekitar terdapat tanaman mojo," kata Kasi Pelestarian Cagar Budaya Museum dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung Winarto, Jumat (28/5).
BACA JUGA: Celana Dalam Mbak Bety Agustini Hilang
Dugaan sumur kuno didasarkan pada bahan yang digunakan untuk pembuatan sumur yang terbuat dari gerabah atau disebut jobong.
Jobong-jobong inilah yang membentuk sumur, berfungsi sebagai penyangga dinding agar tidak ambrol atau runtuh.
Saat ini, jobong-jobong tersebut masih kelihatan utuh dengan ketebalan sekitar satu sentimeter, tinggi sekitar 60-70 cm dan diameter 60 cm.
Di sekitar sumur banyak ditemukan pohon mojo yang buahnya berasa pahit dan rimbunan pohon pisang.
Menurut penjelasan Winarto, pohon mojo dapat dikenali dengan mudah dari buahnya yang berwarna hijau terang, mirip jeruk Bali namun rasanya pahit.
Pohon ini sering muncul dalam kisah-kisah awal munculnya Kerajaan Majapahit.
Penemuan sumur ini kata Winarto bermula saat warga kerja bakti membersihkan areal sekitar sumur, untuk digunakan sebagai lapangan. Sumur ini tertutup semak-semak.
Rencananya, sumur ini akan dikaji dengan menggandeng BPCB (Badan Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
"Kalau bisa dipertahankan, kami akan berkoordinasi dulu dengan desa," kata Winarto. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti