Saatnya Abraham Samad Bersih-bersih KPK

Senin, 20 Februari 2012 – 19:07 WIB

JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, menegaskan, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad kini sudah memilki alasan sekaligus momentum yang tepat untuk melakukan bersih-bersih di  internal lembaga anti korupsi itu.

"Temuan PPATK (Pusat Pelaporan Analisa dan Transaksi Keuangan) tentang rekening mencurigakan milik seorang pegawai KPK yang terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR, Senin (20/2) di Jakarta, bisa dijadikan langkah awal untuk melakukan pembersihan terhadap oknum-oknum KPK yang melakukan pelanggaran kode etik," kata Bambang kepada JPNN, Senin (20/2).

Dijelaskan Bambang, temuan PPATK, itu merupakan indikasi adanya oknum KPK yang berperilaku menyimpang. Bahkan, tegas dia, temuan itu secara tidak langsung mengonfirmasi dugaan selama ini yang menyebutkan tidak semua pegawai KPK bersih.

"Karena itu, saya mengimbau Ketua KPK untuk kooperatif dengan PPATK dalam menelusuri sumber dana pada rekening yang mencurigakan itu," imbau poltisi Partai Golkar, itu. "Bahkan, Ketua KPK hendaknya juga melakukan penyelidikan ke dalam."

Ia menambahkan, Temuan PPATK itu cukup menguntungkan para pimpinan KPK yang baru beberapa bulan menjalankan tugasnya.  "Saya berharap Ketua KPK tidak ragu-ragu bertindak. Jadikan temuan PPATK itu sebagai momentum bersih-bersih," katanya.

Menurutnya, citra KPK belakangan ini terus membaik, setelah sebelumnya sempat tercoreng akibat dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oknumnya. Proses perbaikan citra ini harus dijaga dan ditingkatkan. "Karena itu, bila ada indikasi pelanggaran kode etik oleh oknum KPK sebagaimana terindikasi dari temuan PPATK itu, Ketua KPK harus responsif," pungkas Bambang.

Seperti diberitakan, tak hanya menemukan transaksi mencurigakan di DPR, PPATK juga menemukan adanya hal yang sama di KPK. PPATK menduga transaksi mencurigakan itu melibatkan orang dalam di lembaga antikorupsi yang dipimpin Abraham Samad itu.

Kepala PPATK M Yusuf menegaskan bahwa ada salah seorang dari lembaga ad hoc ini yang terlibat transaksi mencurigakan. "Ada di KPK," kata Yusuf, saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakara, Senin (20/2). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas di Tolikara Jadi 11 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler