Sadis! Ini Ucapan Algojo ISIS sebelum Penggal 21 Orang di Pantai

Selasa, 17 Februari 2015 – 05:22 WIB
Dalam video, tawanan digiring di tepi pantai sebelum dipenggal. Foto: nydailynews

jpnn.com - KAIRO - Ulah kelompok yang menamakan diri Islamic State (IS) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) semakin sadis.

 

Setelah mengunggah video tahanan pilot Jordania Letnan Maaz al-Kassasbeh yang dibakar hidup-hidup, Minggu (15/2) mereka kembali meng-upload video yang tidak kalah sadis.

BACA JUGA: Astaga....Pasangan Ini Nekat Begituan di Eskalator Stasiun

Sebanyak 21 orang umat Kristen Koptik Mesir dipenggal bersamaan di tepi pantai Libya. Karena berang, Mesir langsung menyerang basis ISIS di Libya sebagai balasan.
 
"Ini adalah kejahatan berupa pembunuhan yang tidak manusiawi. Mesir dan seluruh dunia tengah memerangi kelompok ekstremis yang membawa ideologi ekstrem tersebut," ujar Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dalam sebuah siaran televisi beberapa jam setelah video itu diunggah.

BACA JUGA: Menlu Retno Tak Khawatir Ancaman Boikot Australia

Sisi mengumumkan, negara tersebut berkabung tujuh hari untuk seluruh korban.

Video yang membuat pemerintah Mesir berang itu diunggah di website resmi media propaganda ISIS, Al-Hayat. Sebanyak 21 warga Kristen Koptik Mesir digiring di tepi pantai dengan kondisi tangan terborgol.

BACA JUGA: Penyanyi dan Ketua Partai Seks Australia Awali Boikot terhadap Indonesia

Masing-masing menggunakan baju tahanan oranye seperti biasanya. Beberapa saat kemudian, mereka disuruh berlutut dan dipenggal bersamaan.
 
Para korban itu ditangkap ISIS pada Desember tahun lalu dan Januari tahun ini. Mereka diculik saat bekerja di Sirte, Libya. Sebagian kota tersebut memang dikuasai militan ISIS.
 
"Laut yang kalian pakai untuk menyembunyikan jasad Syekh Osama bin Laden, kami bersumpah akan mencampurnya dengan darahmu," ungkap salah seorang algojo di video yang berdurasi lima menit tersebut.
 
Tidak butuh waktu lama bagi Sisi untuk bereaksi atas kebiadaban ISIS. Dia langsung menggelar rapat dadakan untuk merespons. Pemerintah Mesir juga berkoordinasi dengan pemerintah Libya agar mereka diizinkan menyerang.

Sisi tidak hanya memiliki semangat untuk melindungi warganya, namun ini juga masalah harga diri dan kepercayaan publik bahwa dirinya mampu menjaga keamanan Mesir. Saat dia masih menjabat pimpinan militer dan menggulingkan Presiden Mohamed Mursi pada 2013, Paus Kristen Koptik adalah salah seorang tokoh yang mendukungnya.
 
Saat fajar kemarin (16/2), pasukan militer Mesir langsung menyerang di wilayah timur Libya. Setidaknya, delapan serangan udara dilakukan di Kota Derna, Libya. Kota tersebut selama ini memang dikuasai kelompok militan yang mendeklarasikan diri sebagai anggota ISIS di Libya.

Serangan udara dilakukan di kamp-kamp militer ISIS, lokasi pelatihan, dan area penyimpanan senjata. Pasukan bersenjata Libya juga ikut berpartisipasi dalam serangan tersebut.
 
"Ada korban jiwa dari pihak ISIS serta kerusakan pusat komunikasi dan stok amunisi mereka," ujar Komandan Angkatan Udara Libya Saqer al-Joroushi.  Dia menambahkan, ada 40-50 militan yang tewas. Saqer menegaskan, serangan lanjutan dilakukan hari ini.
 
Pemerintah Mesir juga mendesak pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) untuk melebarkan serangannya terhadap ISIS hingga ke Libya. Sebab, saat ini kelompok militan di sana kian subur.

Mayoritas mendeklarasikan diri sebagai bagian dari ISIS. Militan ISIS Libya itu bahkan mengaku bertanggung jawab terhadap pengeboman di Hotel Corinthia, Tripoli, beberapa waktu lalu. Serangan tersebut menewaskan sepuluh orang. Salah satunya adalah warga AS.
 
Sangat mungkin ISIS di Libya itu akan menyebar ke Mesir. Sebab, Mesir dan Libya berbagi perbatasan yang cukup luas. Untuk mencegah hal tersebut, Mesir juga berencana meningkatkan perangkat militer mereka.

Yaitu, dengan memesan 24 pesawat jet tempur Rafale dan beberapa peralatan tempur lainnya pada Prancis. Pemesanan itu mencapai USD 5,7 miliar (setara Rp 72,53 miliar).
 
Secara terpisah, berbagai pihak mengecam tindakan ISIS tersebut. Salah satunya adalah Paus Fransiskus.

"Mereka dibunuh hanya karena fakta bahwa mereka adalah warga kristiani. Tidak ada bedanya apakah mereka Katolik, ortodok, koptik, atau protestan. Mereka semua Kristen," ujar Paus Fransiskus. (AFP/Reuters/CNN/BBC/sha/c23/a mi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Rilis Video Pemenggalan 21 Orang Mesir di Pantai Libya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler