jpnn.com, UKRAINA - Pembunuhan yang dilakukan tentara Rusia terhadap warga sipil di Bucha, Ukraina, terbilang sadis.
Jasad seorang pria bahkan ada yang ditemukan dengan kaki terikat tali, serta lubang hitam di dahi.
BACA JUGA: Seram, Pembunuhan Massal di Ukraina Mirip Pembantaian di Bosnia
Jasad itu tergeletak di semak-semak dekat rel kereta di kota pinggiran Bucha, Ukraina.
Sosok mengerikan itu –tubuhnya kuning pucat seperti patung lilin– terbaring di antara daun-daun yang jatuh.
BACA JUGA: Gerbang Kedubes Rusia Ditabrak, Pengemudi Tewas, Protes Invasi ke Ukraina?
Hanya beberapa meter dari sana, terlihat mayat seorang korban lainnya.
"Jangan sentuh tubuhnya, bisa jadi dipasangi ranjau," ujar seorang polisi, menunjuk tempat mayat itu terbaring.
BACA JUGA: Menlu Retno Beberkan Cara Indonesia Hentikan Konflik Rusia-Ukraina
Dia meminta agar namanya tak disebut.
Bucha berjarak 37 kilometer barat laut dari Kiev.
Kota itu diduduki tentara Rusia lebih dari satu bulan sejak invasi dimulai 24 Februari.
Ketika pasukan Rusia ditarik mundur dari sana pekan lalu, mereka meninggalkan orang-orang sipil yang tewas di jalan, di dalam bangunan dan dikubur dalam lubang dangkal.
Para pejabat setempat mengatakan di Bucha saja ada lebih dari 300 orang yang dibunuh tentara Rusia, dan sekitar 50 korban dari mereka dieksekusi.
Polisi mengatakan penduduk Bucha telah menguburkan lima mayat lainnya dalam gundukan tanah tak bernisan.
Sejak mendatangi Bucha pada Minggu, Reuters telah melihat lima sosok mayat korban yang ditembak di kepala.
Tangan salah satu korban terikat ke belakang.
Jasad pria yang dilihat Reuters pada Rabu (6/4), yang mengenakan celana jin dan jaket tebal hitam, tergeletak 100 meter dari sebuah pemakaman kecil.
Reuters tak bisa mengidentifikasi pria tersebut atau memastikan siapa pembunuhnya.
Para saksi di kota itu telah menceritakan apa yang mereka sebut sebagai pembunuhan ekstra yudisial oleh tangan-tangan Rusia.
Pemerintah Ukraina telah menuduh Rusia melakukan genosida dan kejahatan perang.
Kremlin menolak tuduhan itu dengan menyebutnya sebagai propaganda.
Mereka mengatakan pasukan Rusia tidak mengincar warga sipil.
Duta besar Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan pada Selasa (5/4) bahwa tuduhan tentang kekejaman itu bohong.
Dia mengatakan meski Bucha sempat diduduki Rusia, tetapi tak seorang pun warga sipil yang menderita akibat tindak kekerasan.
Kementerian pertahanan Rusia pada Minggu mengeluarkan pernyataan bahwa semua foto dan video yang dirilis pemerintah Ukraina tentang dugaan kejahatan oleh tentara Rusia di Bucha adalah provokasi.
Sementara itu, seorang tukang bangunan Eduard Karpenko bercerita melihat seorang tetangganya digiring di sebuah hutan kecil sebelum ditembak oleh tentara Rusia.
Dia mengatakan korban bernama Oleksandr Yeremich (43 tahun) adalah anggota Angkatan Pertahanan Teritorial, pasukan cadangan Ukraina.
Karpenko menunjukkan salinan paspor korban, tetapi Reuters tak bisa memverifikasi kebenaran informasinya.
Dia mengatakan pria itu digelandang dari dekat rumahnya oleh seorang serdadu yang berasal dari Chechnya, wilayah di selatan Rusia yang ikut mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia.
Serdadu itu menggiring tetangganya agar tak terlihat sampai ke ujung pagar kayu yang membatasi hutan kecil tersebut, lalu empat tembakan terdengar, kata Karpenko.
"Mereka membawanya ke ujung gerbang dan menembaknya, dengan dua tembakan terakhir di kepala," kata Karpenko, sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi seperti sedang digiring.
Dua orang selain Karpenko, yang minta tidak disebut namanya memastikan juga melihat Yeremich digiring dan mendengar tembakan.
Karpenko mengatakan dia dan kedua pria itu diperintahkan para serdadu Rusia untuk menunggu sampai malam sebelum mengevakuasi jenazah tetangganya.
"Kami menutupinya dengan selimut, lalu dengan selimut lain, dan menariknya ke makam. Banyak sekali darah," kata Karpenko.
Dia mengatakan jasadnya dikubur dekat sebuah kebun, diberi tanda dari tiang kayu panjang dan lempengan logam berbentuk peti mati, seperti yang dilihat oleh Reuters.
Karpenko dan kedua pria itu menggantungkan topi bisbol pada sebuah dahan pohon di tempat pembunuhan itu terjadi.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan pada 26 Februari bahwa pasukannya akan bertempur di Ukraina sebagai bagian dari operasi militer khusus Rusia.
Reuters tak bisa memastikan apakah mereka beroperasi di Bucha.(Antara/Reuters/JPNN)
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang